REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand akan menyelidiki hilangnya seorang kontributor Radio Free Asia, Truong Duy Nhat yang berasal dari Vietnam. Kelompok hak asasi manusia menduga, Nhat diculik di Bangkok ketika dia sedang mendaftar sebagai pencari suaka.
Dilaporkan Reuters, Jumat (8/2), Nhat diyakini telah diculik dari Bangkok sekitar 26 Januari 2019, setelah melarikan diri dari Vietnam. Amnesty Internasional menyatakan, Nhat telah mengajukan suaka ke UNHCR.
Kepala Imigrasi Thailand, Surachate Hakparn mengatakan, tidak ada catatan resmi Nhat memasuki Thailand. Namun, pihak Imigrasi Thailand sedang melakukan investigasi apakah ada kemungkinan Nhat masuk ke Thailand secara ilegal.
"Saya sudah memerintahkan penyelidikan atas kasus ini," ujar Hakparn.
Kelompok hak asasi manusia menyerukan penyelidikan setelah Radio Free Asia melaporkan hilangnya Nhat. Diketahui, Nhat merupakan seorang jurnalis yang sangat kritis dan pernah mendekam di penjara pada 2014-2015, karena melakukan propaganda untuk melawan negara.
"Vietnam memiliki rekam jejak menciduk pengungsi dari luar negeri dan orang-orang buangan. Otoritas Thailand dan Vietnam harus segera memberikan informasi tentang menghilangnya Nhat," ujar Direktur Senior Amnesty Internasional, Minar Pimple.
Wakil Direktur Human Rights Watch Asia, Phil Robertson mengatakan, Nhat melarikan diri ke Thailand setelah dia mendapatkan ancaman akan ditangkap oleh otoritas Vietnam. Robertson mendesak agar Thailand segera melakukan penyelidikan.
"Nhat berada di Thailand hanya untuk satu alasan, yakni mengajukan suaka, dan jelas ada pihak-pihak yang tidak menginginkan dia. Pemerintah Thailand harus segera melakukan penyelidikan untuk mencari tahu keadaan Nhat," ujar Robertson.
Hingga berita ini diturunkan, Pemerintah Vietnam tidak bersedia memberikan komentar. Sementara, UNHCR di Thailand menyatakan tidak dapat memberikan komentar untuk kasus individu. Adapun hilangnya Nhat merupakan kasus tertinggi yang paling baru di Thailand untu tahun ini.
Sebelumnya, pada Januari pihak berwenang Thailand menahan seorang wanita Saudi berusia 18 tahun. Wanita tersebut mengaku telah melarikan diri dari negaranya, karena kasus kekerasan dalam keluarga. Namun, Bangkok berhasil menghentikan rencana untuk mendeportasi wanita tersebut ke Arab Saudi.