REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masjid Imam Syafie di Kota Gaza, Palestina yang sempat rata dibombardir oleh Israel pada agresi militer 2014, kini kembali berdiri. Masjid tersebut kembali dibangun oleh NGO Aman Palestin dengan menghabiskan biaya sekitar Rp 37 miliar.
Awal Februari 2019, Masjid Imam Syafie kembali diresmikan dan digunakan untuk kegiatan Shalat Jumat. Sedikitnya 5.000 jamaah mengikuti Shalat Jumat di masjid tersebut. Hadir pula kala itu, para pejabat Kementerian Wakaf dan Urusan Agama, anggota DPR, beberapa pejabat kementerian dan tokoh masyarakat Palestina, dan pimpinan Aman Palestin.
Direktur Aman Palestin Indonesia Ustaz Miftahuddin Kamil MA mengatakan, tahun 2014, Masjid Syafie menjadi korban agresi militer Israel. Saat itu, sedikitnya 11 rudal dijatuhkan di Kota Gaza.
Miftahuddin menyebutkan, pascaagresi militer tersebut, Aman Palestin langsung mengambil tanggung jawab untuk kembali membangun Masjid Syafie. Alhamdulillah, tegas dia, saat ini masjid tersebut kembali berdir kokoh.
‘’Masjid Syafie didesain menarik,’’ ujar Miftahuddin dalam siaran pers yang diterima Republika, Rabu (13/2). Masjid itu, papar dia, terdiri dari ruang utama, bangunan perawatan, tempat parkir dan taman.
Menurut Miftahuddin, masjid yang dibangun dengan waktu cukup lama itu memiliki luas 2.600 meter persegi. Bangunan masjid tersebut, lanjut dia, berdiri di atas kawasan masjid seluas lima ribu meter persegi.
Per 1 Februari 2019, sebut dia, Masjid Syafie kembali dibuka untuk masyarakat Palestina yang hendak shalat dan ibadah lainnya. Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada para donatur yang telah berkontribusi dalam mewujudkan masjid berkapasitas 5.500 jamaah.