Kamis 14 Feb 2019 09:13 WIB

Paus Francis Kirim Surat ke Maduro, Ini Isinya

Vatikan berharap rakyat Venezuela bisa duduk bersama menyelesaikan konflik.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Paus Francis
Foto: ap
Paus Francis

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Media Italia melaporkan, Paus Francis telah mengirim surat kepada Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Dalam isi surat Francis itu menyiratkan  keengganan Vatikan membantu memediasi krisis politik di Venezuela karena dianggap tak pantas.

Surat itu diterima setelah Maduro meminta bantuan Francis untuk membuat dialog di Venezuela. Sebagian isi surat itu diterbitkan oleh surat kabar Italia Corriere della Sera. Dalam surat tersebut, Paus menekankan bahwa kebaikan bersama rakyat Venezuela harus diletakkan di atas kepentingan lain.

"Berbagai pihak yang berada dalam krisis tersebut harus bekerja untuk persatuan dan perdamaian," demikian penggalan isi surat tersebut, dilansir dari kantor berita Turki Anadolu Agency, Kamis (14/2).

Francis juga menyampaikan, para uskup Katolik Venezuela berusaha keras untuk mencapai solusi yang damai dan institusional atas krisis politik dan sosial di negara itu. Untuk diketahui, sekitar 70 persen warga Venezuela menganut agama Katolik.

Baca juga, Erdogan Bela Maduro, Trump Dukung Oposisi Venezuela.

Sejak Presiden Venezuela Nicolas Maduro dilantik kembali sebagai presiden, Venezuela diguncang protes besar. Ketua Majelis Nasional, Juan Guaido mengajak rakyat turun ke jalan memprotes kepemimpinan Maduro atas keterpilihannya pada Mei tahun lalu yang dianggap curang.

Ketegangan pun semakin meningkat saat Guaido mengukuhkan diri sebagai presiden sementara pada 23 Januari. Langkah tersebut membuat negara-negara dunia terpecah. Langkah Guaido didukung oleh AS, Kanada, Amerika Latin dan beberapa negara Eropa. Sementara, Rusia, Turki, Cina, Bolivia dan Meksiko cenderung mengakui Maduro.

Di tengah krisis politik internal Venezuela, Hakim Mahkamah Agung Venezuela Juan Mendoza menuduh Guaido mencoba merebut kekuasaan presidensial. Mendoza mencatat bahwa konstitusi negara tidak memasukkan ketentuan apa pun untuk membentuk pemerintahan 'transisi'. Mendoza juga menegaskan Maduro telah terpilih kembali dengan suara 67,8 persen dalam pemilihan tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement