Kamis 14 Feb 2019 18:53 WIB

Pembangunan Sekolah Indonesia-Palestina Butuh Dukungan

Diharapkan dana yang terhimpun sebagian besar berasal dari wakaf.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Anak-anak Palestina
Foto: muhamad subarkah
Anak-anak Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa, Rumah Zakat dan PKPU Human Initiative akan membangun Sekolah Indonesia-Palestina di Yerusalem. Tiga lembaga kemanusiaan tersebut mengharapkan dukungan dan bantuan masyarakat Indonesia.

"Mohon dukungan dari masyarakat Indonesia, kita tahu Palestina sahabat baik Indonesia, dukungan masyarakat Indonesia untuk program ini kami tunggu," kata Direktur Mobilisasi Zakat, Infak dan Shodaqoh (ZIS) Dompet Dhuafa, Yuli Pujihardi kepada Republika.co.id, Kamis (14/2).

Yuli mengatakan, bantuan dari masyarakat Indonesia diharapkan dapat membantu meningkatkan pendidikan anak-anak Palestina. Di harapkan dana yang terhimpun sebagian besar berasal dari wakaf. Dana tersebut akan dikelola dan manfaatnya untuk pendidikan anak-anak Palestina.

 

CEO Rumah Zakat, Nur Efendi juga menyampaikan, Indonesia punya sejarah yang sangat panjang dengan Palestina. Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Maka sejarah ini harus dijaga.

"Sekarang kondisi Palestina sama-sama tahu, kita harus bersama menggerakkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan yang ada di Palestina," ujarnya.

Ia menjelaskan, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat dan PKPU Human Initiative sengaja memilih membangun sekolah karena terjadi krisis pendidikan di sana. Bantuan untuk masyarakat Palestina banyak tapi bukan bantuan untuk bidang pendidikan.

Ia menegaskan, sekolah yang akan dibangun ini akan menjadi sekolah pertama masyarakat Indonesia untuk Palestina. Nanti akan dilakukan penggalangan dana bersama. Termasuk mengajak lembaga lain untuk ikut membantu menggerakkan masyarakat Indonesia agar peduli kepada Palestina.

President of PKPU Human Initiative, Tomy Hendrajati menambahkan, terkait perizinan untuk membangun sekolah tersebut tidak terlalu sulit. Sebab sudah ada bangunan di sana yang tinggal direnovasi untuk dijadikan sekolah. Selain itu membangun sekolah bukan sesuatu yang sensitif sehingga perizinannya tidak dipersulit.

"Setelah sekolah berdiri dan berjalan, selama satu tahun biaya operasionalnya akan dibantu sehingga anak-anak bisa sekolah gratis. Selanjutnya, setelah satu tahun masyarakat setempat menyanggupi untuk mengelola dan membiayai sekolah tersebut," jelasnya.

Sekolah Indonesia-Palestina akan dibangun di Ras Al Amood, sekitar 700 meter dari Masjid Al Aqsa, Yerusalem. Sekolah tersebut akan memiliki bangunan dua lantai dan bisa menampung 150 anak-anak.

Dibutuhkan dana sekitar 1,5 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk membangun, memfasilitasi dan kebutuhan operasional sekolah. Sebanyak 700 ribu dolar AS untuk pembelian tanah dan gedung. Kemudian 300 ribu dolar AS untuk biaya renovasi dan 500 ribu dolar AS untuk furnitur dan operasional sekolah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement