Jumat 15 Feb 2019 15:58 WIB

Total Korban Tewas Bom Mobil di Kashmir Jadi 41 Orang

Selain korban tewas, serangan ini juga melukai hampir dua lusin tentara.

Rep: Lintar Satria/ Red: Budi Raharjo
Bom mobil bunuh diri. (ilustrasi)
Foto: said Yusuf Warsame/EPA
Bom mobil bunuh diri. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR--Jumlah korban tewas dalam serangan bom mobil di Kashmir, India mencapai 41 orang. Kepolisian setempat mengatakan bom ini menjadi serangan paling mematikan dalam sejarah wilayah yang bergejolak itu.

Pada Kamis (14/2) kemarin seorang pemberontak Kashmir menabrakan sebuah mobil van yang sarat bahan peledak ke sebuah bus yang sedang konvoi di jalan tol. Juru bicara Kepolisian Pusat India Sanjay Sharma mengatakan selain korban tewas serangan ini juga melukai hampir dua lusin tentara.

Serangan ini semakin meningkatkan ketegangan antara India dan Pakistan yang bersama-sama memerintah di daerah yang bersengketa itu. India menyalahkan Pakistan karena sudah mendukung pengeboman ini sementara Pakistan memperingatkan India untuk tidak mengaitkan mereka dengan serangan ini.

Menteri Keuangan India Arun Jaitley mengumumkan India akan mencabut status Pakistan sebagai negara yang paling disukai dalam melakukan perdagangan. India juga akan mengambil langkah-langkah diplomatik terhadap Pakistan.

"Untuk memastikan masyarakat internasional mengisolasi Pakistan yang mana sesuai bukti yang ada secara langsung mendukung peristiwa teroris mengerikan ini," kata Jaitley, Jumat (15/2).  

Jaitley juga mengatakan Menteri Perumahan India Rajnath Singh akan mengunjungi Kasmir. Singh akan meninjau situasi keamanan di sana dan memastikan siapa yang melakukan tindak terorisme keji tersebut.

"Dan siapa yang mendukungnya secara aktif akan menanggung harga yang banyak," kata Jaitley.

Para pemberontak di Kashmir sudah berperang melawan pemerintah India sejak tahun 1989. Tapi wilayah mayoritas Muslim ini memperbaharui serangan mereka dan beberapa tahun terakhir ini juga sering terjadi unjuk rasa yang dilakukan generasi baru pemberontak Kashmir terutama di wilayah sebelah selatan. Mereka mendesak pemerintah India dengan kekerasan dan kampanye di media sosial.

Petugas kepolisian mengatakan pemberontak menabrakan mobilnya ke sebuah bus yang sedang berada dalam konvoi menuju Lethporan, kota diluar Srinagar. Polisi mengatakan bus tersebut hancur dan lima kendaraan lainnya juga rusak parah.

"Ledakan itu sangat kuat sekali sehingga tidak bisa diketahui apakah kendaraan yang hancur itu bus atau truk, hanya potongan-potongan besi saja yang tersisa," kata Sharma.

Dalam video yang beredar di media-media setempat menunjukan mobil ambulans bergegas ke lokasi kejadian. Orang-orang berlarian ketika asap mengepul dari kendaraan yang rusak. Puing-puing dan sisa besi berserakan di jalanan.

Surat kabar the Greater Kashmir melaporkan kelompok Jaish-e-Mohammed mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Dalam sebuah rekaman video yang beredar di media sosial menunjukan gambar seorang yang mengaku sebagai pelaku serangan dikelilingi oleh senjata api dan granat.

Perdana Menteri India Modi mengutuk serangan ini dalam pidatonya di acara pemerintahan. Ia mengatakan India akan memberikan 'respon yang menghancurkan'.

"Negera tetangga berpikir serangan teror dapat melemahkan kami, tapi rencana mereka tidak terwujud," kata Modi.

Ia mengatakan sudah memberikan 'kebebasan penuh' kepada pasukan militer untuk membalas serangan ini. Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan mereka mengutuk serangan semacam ini di mana pun di seluruh dunia dan membantah terlibat dalam serangan ini.

"Kami sangat menolak sindirian yang dilakukan media dan pemerintah India yang berusaha mengaitkan serangan ini dengan Pakistan tanpa penyelidikan apa pun," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan.  

Namun Amerika Serikat (AS) membela India dalam pernyataannya yang mengutuk serangan tersebut. Mereka justru ikut memojokan Pakistan.   

"AS meminta Pakistan untuk segera mengakhiri dukungan dan menjadi tempat aman bagi seluruh teroris yang beroperasi di wilayahnya, mereka yang hanya bertujuan menciptakan kekacauan, kekerasan dan teror di kawasan," kata pernyataan Gedung Putih.

Dalam pernyataan tersebut AS juga mengatakan serangan ini memperkuat tekad mereka untuk berkerja sama dengan India dalam isu kontra terorisme. India dan Pakistan sudah berperang tiga kali sejak merdeka dari Inggris pada tahun 1947.

Mereka masih sering baku tembak di perbatasan Kashmir. Dari tahun 2000 sampai 2005 di wilayah tersebut sering terjadi bom mobil yang sangat merugikan pasukan India. Serangan-serangan tersebut membuat pemerintah India memberikan kendaraan yang dilengkapi peralatan anti bom kepada tentara mereka yang bertugas di sana.  

Pasukan India di Kashmir tersebar di mana-mana. Para warga setempat menyimpan kemarahan mereka atas kehadiran pasukan India itu. Kenyataannya banyak warga Kashmir yang mendukung pemberontak.

Para pemberontak menuntut Kashmir masuk ke dalam wilayah Pakistan atau merdeka menjadi negara sendiri. Selain melakukan kekerasan banyak juga warga Kashmir yang menentang kekuasaan India dengan turun ke jalan.

Sejak tahun 1989 sudah 70 ribu orang yang tewas dalam pemberontakan atau penindasan di India. Tahun lalu setidaknya ada 260 pemberontak, 160 warga sipil dan 150 pasukan India yang tewas karena kekerasan. Angka tertinggi sejak tahun 2009.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement