REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Pendidikan Cina melarang para guru sekolah dasar memberikan pekerjaan rumah kepada murid-muridnya melalui aplikasi media sosial seperti Wechat atau QQ. Para guru tersebut juga dilarang mengalihkan tugas mengoreksi PR kepada orang tua atau wali murid.
Langkah itu merupakan salah satu hasil keputusan sesi pertama Sidang Komite Dewan Konsultan Politik Cina (CPPCC) selaku lembaga penasihat politik tertinggi di negara itu, Jumat (15/2). Sejumlah lembaga pendidikan di daerah juga sudah menerapkan aturan tersebut di tengah upaya pemerintah untuk mengurangi beban para remaja dalam menyelesaikan tugas sekolah di luar jam pelajaran itu.
Pemerintah Provinsi Zhejiang telah meminta para guru tidak memberikan PR yang sulit bagi murid-murid SD. Para orang tua dan wali murid juga tidak diharuskan mengoreksi atau mengunduh dan mencetak PR dari internet untuk anak-anaknya.
Kebijakan tersebut juga diterapkan oleh Pemprov Shandong. Kementerian itu telah bekerja sama dengan kementerian lainnya dalam kampanye mengurangi gangguan penglihatan seperti miopia di kalangan remaja usia belasan tahun sejak Agustus tahun lalu.
Lembaga pendidikan dalam berbagai tingkatan di Cina terkenal dengan banyak memberikan PR kepada anak didiknya. Jam sekolah di Cina berlangsung mulai pukul 08.00 waktu setempat (07.00 WIB) hingga 17.00 atau 18.00. Istirahat di sekolah dilakukan setiap satu jam pelajaran atau 45 menit sekali.