REPUBLIKA.CO.ID, MUNICH -- Kanselir Jerman Angela Merkel menolak seruan Amerika Serikat (AS) menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran. Selain itu Merkel menolak seruan AS dalam pembatalan proyek pipa gas kontroversial dengan Rusia.
Hal itu dikatakannya pada kesempatan Konferensi Keamanan Munich pada Sabtu (16/2) waktu setempat. Merkel memang mengkritik kebijakan Iran terhadap Israel termasuk program rudal balistik dan keterlibatannya di Suriah dan Yaman, namun dia juga membela kesepakatan nuklir dengan Teheran.
"Akankah membatalkan satu-satunya perjanjian yang tersisa dengan Iran membantu tujuan bersama kita untuk mengatasi dampak negatifnya?" ujar Merkel seperti dikutip Anadolu Agency, Ahad (17/2). Dia menegaskan kembali bahwa Jerman akan tetap teguh pendirian dalam kesepakatan yang ditandatangani pada 2015.
Pernyataannya muncul setelah Wakil Presiden AS Mike Pence meminta sekutu Eropa termasuk Jerman, Prancis, dan Inggris meninggalkan kesepakatan nuklir Iran. Pence meminta sekutu Eropa agar bergabung dengan AS dalam mengampanyekan tekanan diplomatik dan ekonomi Washington melawan Iran. "Waktunya telah tiba bagi mitra-mitra Eropa kami untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran," ujar Pence dikutip Harretz.
Tiga kekuatan Eropa, bersama dengan Rusia, Cina dan AS menandatangani perjanjian nuklir 2015 yang dimaksudkan untuk mengekang jalur Iran menuju senjata nuklir dengan imbalan bantuan sanksi. Meski Merkel menyayangkan perpecahan atas Iran sangat menekannya, namun dia mengesampingkan substansi perbedaan. "Saya melihat program rudal balistik, saya melihat Iran di Yaman, dan terutama saya melihat Iran di Suriah," ujarnya.
Kendati demikian, Merkel juga menolak seruan AS untuk menghentikan pembangunan pipa Nord Stream 2, yang akan membawa gas Rusia ke Jerman di seberang Laut Baltik. Menurutnya, pipa Nord Stream 2 tidak akan membuat Eropa bergantung pada Rusia, sebab Eropa memiliki banyak terminal energi untuk menerima lebih banyak Liquidfiled natural gas (LNG) dari AS. "Karena Jerman akan menghapus batubara dan tenaga nuklir, kami pasti akan menjadi pasar yang menarik untuk gas alam dalam beberapa tahun mendatang," katanya.
Merkel juga memperingatkan bahwa meninggalkan kesepakatan perdagangan dengan Rusia akan membuat kekuatan lain seperti Cina mendapat manfaat dari hal ini.