REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan negaranya akan membantu meredakan ketegangan antara India dan Pakistan akibat insiden serangan bom di Kashmir pekan lalu. Hal itu dia sampaikan saat Putra Mahkota Kerajaan Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) hendak bertolak ke India dari Pakistan, Senin (18/2).
"Tujuan kami adalah mengurangi ketegangan antara kedua negara, negara-negara tetangga, dan untuk melihat apakah ada jalan ke depan untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan itu secara damai," ujar al-Jubeir, dikutip laman India Today.
Menurut dia, Pakistan dan India menghadapi tantangan yang sama, yakni terorisme. Oleh sebab itu, Saudi menghendaki agar kedua negara dapat berdamai dan hidup berdampingan. "Kami ingin kedua negara menyelesaikan konflik mereka dan memiliki hubungan damai," ucapnya.
Pekan lalu, serangan bom bunuh diri terjadi di wilayah Jammu Kashmir. Insiden tersebut menewaskan setidaknya 44 personel militer India.
Kelompok Jaish e-Mohammad mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pemerintah India pun menyerukan Pakistan agar menindak keras kelompok Jaish.
Pakistan turut mengecam insiden bom bunuh diri di Jammu Kashmir. Namun ia membantah terlibat dalam serangan itu seperti yang sempat ditudingkan India. Insiden terbaru di wilayah tersebut telah menyebabkan hubungan diplomatik India dengan Pakistan memanas.
Kashmir merupakan sebuah wilayah di Himalaya dengan penduduk mayoritas Muslim yang dipersengketakan India dan Pakistan. Kedua negara telah terlibat tiga kali perang yakni pada tahun 1948, 1965, dan 1971, karena memperebutkan Kashmir.
Beberapa kelompok Kashmir di Jammu dan Kashmir telah berperang melawan India guna meraih kemerdekaan. Kalaupun tidak berhasil merdeka, mereka ingin berpisah dari India dan bergabung dengan Pakistan. Menurut beberapa organisasi hak asasi manusia, ribuan orang dilaporkan telah tewas akibat konflik di Kashmir sejak 1989.