Selasa 19 Feb 2019 17:28 WIB

3.500 Pekerja Honda di Inggris Kehilangan Pekerjaan

Pabrik Honda di Inggris akan ditutup pada 2021.

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
 Honda Civic Hybrid salah satu varian mobil andalan Honda (ilustrasi).
Foto: AP
Honda Civic Hybrid salah satu varian mobil andalan Honda (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Honda mengumumkan akan menuntup pabrik mereka di Inggris pada 2021. Langkah pabrik mobil asal Jepang itu menambah jumlah produsen mobil yang mengurangi operasinya di Inggris.

Pabrik yang terletak di kota Swindon itu menyumbang 10 persen dari total produksi mobil di Inggris. Walaupun beberapa tahun terakhir ini mereka kesulitan untuk meningkatkan jumlahnya. Penutupan pabrik itu artinya ada 3.500 pekerjaan yang hilang.

Baca Juga

Anggota parlemen lokal Justin Tomlinson, dari Partai Konservatif yang berkuasa mengatakan ia sudah bertemu dengan Honda setelah pengumuman tersebut keluarkan. Tomlinson mengatakan penutupan itu tidak ada hubungannya dengan Brexit.

"Ini adalah cerminan dari pasar global, mereka mengkonsolidasikan produksi di Jepang," kata Tomlinson yang mendukung Brexit, seperti dilansir di Deutsche Welle, Selasa (19/2).

Bantahan itu juga ditegaskan kembali oleh presiden Honda di Tokyo."Saya ingin Anda memahami ini tidak hubungannya dengan Brexit," kata presiden Honda Takahiro Hachigo.

Pada awal bulan lalu Nissan mengatakan mereka membatalkan rencana untuk membangun X-Trail di sebelah utara Sunderland. Nissan mengatakan ketidakpastian Brexit menjadi faktor pembatalan rencana tersebut.

Tidak adanya perjanjian keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang disebut no-deal membuat semua barang yang masuk dan keluar dari Inggris dikenakan bea cukai dan tarif. Pada pekan lalu, Ford sudah mengatakan hal itu akan menjadi bencana bagi industri otomotif Inggris.

Sementara itu, Ketua Tim Mercedes Formula One Toto Wolf mengatakan no-deal Brexit akan menjadi mimpi buruk untuk tim Mercedes yang bermarkas di Inggris. "Cara kami mendapatkan suku cadang dan perbaikan dilakukan di detik terakhir, pajak akan sangat melukai industri Formula 1 di Inggris," kata Wolff.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement