REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- PBB prihatin dengan kekerasan terhadap muslim di India yang terjadi baru-baru ini. Ketua Hak Asasi Manusia PBB, Michelle Bachelet mengutuk serangan itu dan mendesak pemerintah membawa pihak yang bertanggung jawab atas kasus tersebut ke pengadilan.
Bachelet menyatakan keprihatinannya atas serangan mematikan yang menargetkan masyarakat Khasmir dan Muslim di India.
“Prihatin dengan laporan dari India bahwa beberapa elemen menggunakan serangan Pulwama sebagai pembenaran untuk ancaman dan potensi aksi kekerasan yang menargetkan masyarakat Kashmir dan Muslim,” kata Bachelet seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (20/2).
Sebelumnya sebuah bom mobil yang meledak pada 14 Februari menewaskan sedikitnya 44 aparat militer di Jammu dan Kashmir. Pemerintah India menyalahkan Pakistan atas kejadian itu. Bachelet mengecam keras serangan itu dan menuntut pihak berwenang untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.
“Kami mengakui tindakan yang diambil oleh otoritas India untuk mengatasi insiden ini dan kami berharap bahwa Pemerintah akan terus mengambil langkah-langkah untuk melindungi orang-orang dari segala bentuk kerusakan yang mungkin diarahkan pada mereka karena etnisitas atau identitas mereka,” katanya.
“Kami berharap meningkatnya ketegangan antara dua negara tetangga yang memikiki senjata nuklir tidak akan menambah ketidakamanan di kawasan ini,” tambahnya.
Jammu dan Kashmir, merupakan wilayah di Himalaya yang mayoritas penduduknya Muslim. Wilayah itu sebagian dikuasai oleh India dan sebagian lagi oleh Pakistan. Keduanya pun mengklaim penguasa penuh wilayah itu. Sementara sebagian kecil Kashmir juga dipegang oleh Cina. Kedua negara itu telah berperang tiga kali yakni pada 1948, 1965, dan 1971. Dua peperangan di antaranya terjadi di Kashmir.