REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman (MBS) mengatakan, terorisme adalah masalah yang nyata bagi India. Oleh karena itu, Saudi siap untuk menjalin kerja sama intelijen dengan India.
"Mengenai masalah ekstrimisme dan terorisme yang menjadi keprihatinan bersama, kami akan menjalin kerja sama dengan India dalam segala bidang termasuk kerja sama intelijen," ujar Pangeran MBS, dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri India Narendra Modi seperti dilansir Reuters, Rabu (20/2).
Dalam konferensi pers, Modi sepakat untuk menjalin kerja sama dengan Arab Saudi untuk penanggulangan terorisme, angkatan laut, dan keamanan dunia maya. Modi mengatakan, India dan Saudi sepakat bahwa kedua pihak akan menekan negara-negara yang mendukung teror.
"Kami telah sepakat bahwa terorisme tidak boleh didukung dalam bentuk apa pun, dan kami harus menekan negara-negara yang mendukung teror. Mengakhiri dukungan kepada kelompok-kelompok teror dan menghukum mereka adalah hal yang penting, saya senang Arab Saudi setuju dengan India dalam hal ini," ujar Modi dikutip NDTV
Pangeran MBS berkunjung ke India setelah beberapa hari terjadi serangan bom di wilayah Kashmir, dan menewaskan 40 polisi paramilier India. Serangan itu diklaim oleh kelompok militan yang berbasis di Pakistan.
Sebelumnya Pangeran MBS telah bertemu dengan Presiden India Ram Nath Kovind, di Istana Presiden, Delhi. Dalam pertemuan tersebut, Pangeran mengatakan, Riyadh ingin mempertahankan dan meningkatkan hubungan bilateral dengan Delhi.
"Dengan kepemimpinan presiden dan perdana menteri, saya yakin kita dapat menciptakan hal-hal yang baik untuk Arab Saudi dan India," ujar Pangeran MBS seperti dilansir Asia News International.
Pangeran Muhammad menggambarkan masyarakat India sebagai teman bagi Saudi. Sebab, mereka telah membantu membangun Arab Saudi selama 70 tahun.
"Selama kunjungan ini, kami akan menunjukkan beberapa contoh pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang Saudi di India," ujarnya.
Hubungan antara India dan Arab Saudi telah menguat sejak Modi mengunjungi Riyadh pada 2016. Kedatangan Modi pada waktu itu yakni untuk menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) mengenai kerja sama intelijen yang terkait dengan pencucian uang, dan pendanaan terorisme.
Perdagangan kedua negara mencapai 27,5 miliar dolar AS pada tahun lalu. India menggambarkan Arab Saudi sebagai pilar utama, terutama dalam ketahanan energi. Diketahui, sekitar 17 persen minyak mentah dan sepertiga gas alam cair India diimpor dari Saudi.
Dalam kunjungan tersebut, Pangera MBS diharapkan dapat melakukan upaya untuk meredakan ketegangan antara India dan Pakistan.