REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Keinginan Cina untuk mengembangkan hubungan dekat dengan Iran tetap tidak berubah. Presiden Cina, Xi Jinping mengatakan kepada pembicara parlemen Iran, negaranya tetap menjalin kedekatan dengan Teheran, meski putra mahkota Arab Saudi akan mengunjungi Beijing.
Cina secara tradisional hanya memainkan peran kecil dalam konflik atau diplomasi Timur Tengah. Meski demikian Cina sangat mengandalkan pasokan minyak dari Timur Tengah. Iran menjadi pemasok terbesar keempat tahun lalu.
Menurut sebuah pernyataan kementerian luar negeri Cina yang dikeluarkan pada Kamis, dalam pertemuan dengan Ketua Parlemen Iran Ali Larijani pada Rabu, Xi mengatakan, kedua negara ini memiliki persahabatan yang panjang. Kedua pihak berbagi rasa saling percaya yang telah teruji.
"Tidak peduli bagaimana situasi internasional dan regional berubah, tekad Cina untuk mengembangkan kemitraan strategis yang komprehensif dengan Iran akan tetap tidak berubah," kata Xi Jinping.
Ia melanjutkan, Cina dan Iran harus lebih memperdalam saling percaya secara strategis, dan terus saling mendukung satu sama lain. Cina mendukung Iran dalam memainkan peran konstruktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional.
Negara Tirai Bambu itu juga bersedia untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan erat pada masalah-masalah regional.
Di Beijing, Larijani didampingi oleh Menteri Perminyakan, Bijan Zanganeh, dan Menteri Luar Negeri, Mohammad Javad Zarif, yang bertemu dengan mitranya dari Cina pada Selasa.
Sebelumnya Raja Salman dari Arab Saudi mengunjungi Beijing pada 2017 lalu. Sementara Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman akan tiba pada Kamis (21/2) untuk kunjungan selama dua hari.