Kamis 21 Feb 2019 21:16 WIB

SDF Dukungan Amerika Serahkan Ratusan Petempur ISIS ke Irak

Mayoritas petempur ISIS adalah warga negara Irak.

Pejuang perempuan Iran-Kurdi memegang senjata mereka saat pertempuran melawan kelompok ISIS di Bashiqa, dekat Mosul, Irak, 3 November 2016.
Foto: REUTERS/Ahmed Jadallah
Pejuang perempuan Iran-Kurdi memegang senjata mereka saat pertempuran melawan kelompok ISIS di Bashiqa, dekat Mosul, Irak, 3 November 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat menyerahkan lebih dari 150 petempur Irak dan asing ISIS kepada Irak, Kamis (21/2).

Penyerahan tersebut merupakan yang pertama, kata dua sumber militer Irak kepada Reuters, berdasarkan perjanjian yang ditengahi untuk menyerahkan sebanyak 502 anggota ISIS.

"Mayoritas petempur adalah warga Irak," kata kolonel militer yang unitnya ditempatkan di perbatasan Suriah. "Tetapi kami juga menawan petempur asing, yang jumlahnya sedikit."

Ahmed al-Mahallawi, Wali Kota Al Qaim, yang terletak di perbatasan Irak, mengatakan beberapa keluarga anggota ISIS juga diserahkan.

"Pagi dini hari, 10 truk yang membawa para anggota Daesh (ISIS, red) beserta keluarga mereka diserahkan oleh pasukan SDF kepada militer Irak," kata dia.

"Mayoritas para petempur (ISIS) adalah warga Irak dan konvoi tersebut mendapat pengawalan ketat menuju markas militer Jazeera dan Badiya." Basis keduanya terletak di Provinsi Anbar.

SDF dan koalisi dukungan AS tidak dapat dihubungi segera untuk dimintai komentar.

Berita penyerahan para anggota ISIS datang saat pasukan dukungan AS tengah bersiap melancarkan serangan ke wilayah kantong terakhir kelompok ekstremis itu di Suriah timur. 

Menurut sumber SDF, Warga sipil diperkirakan akan dievakuasi terakhir kalinya pada Kamis, untuk membersihkan jalan serangan tersebut..

Menurut kelompok itu, sekitar 800 warga asing pegaris keras yang bergabung dengan ISIS, termasuk banyak warga Irak, ditahan oleh SDF di Suriah. Lebih dari 2.000 anggota keluarga juga berada di dalam kamp sementara puluhan lainnya berdatangan setiap hari.

Nasib mereka menjadi semakin tertekan dalam beberapa hari terakhir saat pejuang dukungan AS merencanakan serangan untuk merebut peninggalan terakhir kekhalifahan, yang digaungkan kelompok tersebut.

Pada Selasa, Perdana Menteri Irak, Adel Abdul Mahdi, mengatakan Irak secara hati-hati memantau situasi di perbatasan Suriah di tengah kekhawatiran bahwa para anggota ISIS yang tersisa dapat mengalir melintasi perbatasan.

Kelompok garis keras tersebut masih menjadi ancaman di Irak. Beberapa pejabat negara-negara Barat meyakini bahwa pentolan kelompok ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, kemungkinan masih bersembunyi di negara itu. 

 

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement