REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saudi Aramco berencana untuk menandatangani kesepakatan awal untuk berinvestasi di dua kompleks penyulingan minyak dan petrokimia di Cina. Kesepakatan itu dilakukan selama kunjungan kenegaraan Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman ke Beijing pekan ini.
Perusahaan pengekspor minyak utama dunia tersebut dikabarkan akan menandatangani nota kesepahaman (MOU). Tujuannya untuk membangun proyek kilang dan petrokimia di provinsi Liaoning, di timur laut Cina, melalui sebuah usaha patungan dengan konglomerat pertahanan China Norinco.
Aramco diperkirakan juga meresmikan rencana sebelumnya yakni mengambil alih saham minoritas di Petrokimia Zhejiang. Perusahaan tersebut dikendalikan oleh grup kimia swasta Cina Zhejiang Rongsheng Holding Group yaitu Zhejiang Petrochemical yang kini sedang membangun kompleks kilang dan petrokimia di provinsi Zhejiang Cina timur.
Dilansir Reuters, Jumat, (22/2), investasi itu dapat membantu Arab Saudi mendapatkan kembali tempatnya sebagai pengekspor minyak utama ke Cina, yang telah dilepaskannya ke Rusia selama tiga tahun terakhir. Saudi Aramco dinilai siap meningkatkan pangsa pasarnya dengan menandatangani perjanjian pasokan dengan perusahaan penyulingan Cina.
Masih belum jelas rincian baru apa yang akan ada dalam MOU dengan Norinco yang diharapkan selama kunjungan. Pasalnya, kedua perusahaan pertama kali mengumumkan aliansi pada Mei 2017 selama kunjungan penguasa Saudi King Salman ke Beijing.
Di bawah MOU sebelumnya, perusahaan setuju untuk membangun kilang yang mampu memproses 300 ribu barel minyak mentah per hari dan fasilitas yang akan menghasilkan satu juta ton etilena per tahun, sebuah blok bangunan untuk petrokimia, dengan perkiraan biaya lebih dari 10 miliar dolar AS.
Seorang eksekutif senior Aramco mengatakan, pada Juni lalu dia membuat rekayasa front-end untuk proyek Norinco yang akan selesai pada pertengahan 2019, setelah perusahaan mengambil keputusan investasi final.
Para pejabat urusan publik Norinco tidak bisa dihubungi untuk diminta komentar. Pejabat Aramco pun tidak menjawab permintaan komentar yang dikirim melalui email.
Perjanjian Zhejiang akan memberikan Saudi Aramco kendali atas sembilan persen saham dalam proyek yang dipegang oleh pemerintah provinsi Zhejiang. Perjanjian tersebut mengikuti MOU sebelumnya yang ditandatangani Aramco pada Oktober untuk berinvestasi di proyek Zhejiang, yang direncanakan sebagai kilang untuk memproses 400 ribu barel minyak mentah per hari sekaligus fasilitas petrokimia terkait di kota Zhoushan yang terletak di selatan Shanghai.