REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Dubai, Uni Emirat Arab terus berambisi menahbiskan dirinya sebagai kota metropolitan di kawasan Teluk. Beragam inovasi dilakukan untuk mensukseskan ambisi tersebut. Dubai tidak hanya dikenal dengan gedung pencakar langitnya, tetapi fasilitas-fasilitas modern dimuncukan guna memanjakan warga dan para pelancong.
Sebuah pusat kopi dengan fasilitas canggih baru saja diluncurkan di Dubai, Uni Emirat Arab. Dubai Multi Commodities Centre (DMCC) meresmikan Pusat Kopi DMCC pada Senin (18/2) lalu waktu setempat.
Pusat ini merupakan pusat kopi yang pertama di kawasan Timur Tengah yang menawarkan layanan penyimpanan dan pemrosesan biji kopi yang belum disangrai. Meski baru saja diluncurkan, namun fasilitas ini sebenarnya telah beroperasi sejak November 2018 lalu.
Pusat Kopi yang terletak di dekat Pelabuhan Jebel Ali ini dilengkapi dengan fasilitas pengontrol suhu seluas 7.500 meter persegi.
Fasilitas yang didirikan untuk mendukung industri kopi itu diharapkan akan mendorong arus perdagangan baru ke emirat ini.
Sehingga, tempat ini bisa menjadi pusat bagi para pembeli kopi istimewa, pedagang, penyangrai kopi, dan produsen kopi.
Direktur Eksekutif DMCC, Sanjeev DUtta, mengatakan pusat kopi ini dirancang untuk menawarkan sejumlah layanan, dari mulai pergudangan, logistik hingga pembersihan biji kopi yang belum dipanggang, penyangraian dan pengemasan.
Pusat ini bisa menampung hingga 20 ribu ton biji kopi yang belum diproses (green coffee) atau 20 juta kg kopi setiap tahunnya, yang bernilai sekitar 367 juta dirham.
Tidak hanya itu, pusat kopi Dubai ini juga memiliki laboratorium kualitas kopi, laboratorium cupping atau proses mengobservasi rasa sebelum kopi itu tiba di dalam cangkir para penikmat kopi.
Selain itu, pusat ini juga dilengkapi dengan ruang kantor komersial dan Kampus Pelatihan Utama bernama Specialty Coffee Association (SCA).
Saat peresmian, DMCC Dubai mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan pembicaraan dengan lebih dari satu perusahaan perdagangan kopi utama agar mereka membawa bisnis mereka ke pusat kopi ini.
Menurut Kepala Eksekutif DMCC, Ahmed bin Sulayem, pusat kopi tersebut saat ini tengah mencari pemain kecil dan menengah di pasar kopi, serta perusahaan yang lebih besar.
"Daripada terjebak dalam kesepakatan jangka panjang dengan pengecer besar, pedagang kopi dapat menggunakan Dubai sebagai pusat distribusi untuk kawasan ini, keuntungan (yang mereka miliki dalam perdagangan) dari Dubai adalah untuk mendistribusikan kembali produk-produk ini dan mendapatkan margin yang lebih besar," kata Ahmed, dilansir di Alarabiya, Kamis (21/2).
Minuman kopi
Ia mengatakan, fasilitas di pusat kopi ini akan berupaya meniru keberhasilan Pusat Teh DMCC. Dubai saat ini mengimpor teh dari sekitar 13 sumber dan memperkirakan sekitar 60 persen dari ekspor kembali teh dunia dilakukan melalui Dubai.
Penduduk UEA mengkonsumsi kopi dalam jumlah besar setiap tahunnya. Menurut Kamar Dagang dan Industri Dubai, penjualan tahunan gabungan (CAGR) tumbuh sekitar 8,4 persen dari 2011 hingga 2016, atau setara dengan sekitar 2,25 miliar dirham dalam kopi bubuk dan biji kopi. Hal ini menunjukkan laju penjualan di negara itu.
Di seluruh Timur Tengah, menurut Eurmonitor, industri ini diperkirakan akan naik menjadi 16,2 miliar dirham pada 2021. Industri kopi global sendiri bernilai 367,3 miliar dirham.