Ahad 24 Feb 2019 20:01 WIB

Pertemuan Trump dan Kim Tingkatkan Posisi Tawar Vietnam

Vietnam ingin AS dan Korut memperoleh kesepakatan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump saat berjalan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hotel Capella di Pulau Sentosa Singapura, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Vietnam menjadi tuan rumah pertemuan puncak bersejarah antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Pertemuan ini dinilai menguntung Vietnam karena menandai negara tersebut bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

Sejak muncul dari isolasi diplomatik selama beberapa dasawarsa di awal 1990-an, Vietnam berkeinginan untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara besar dan kawasan. Hal ini bertujuan untuk membantu mengembalikan harmonisasi hubungan Vietnam dengan Cina.

Baca Juga

Wakil Menteri Luar Negeri Le Hoai Trung mengatakan, AS dan Korut sama-sama ingin mengadakan pertemuan puncak di Vietnam. Hal ini menunjukkan bahwa Vietnam sebagai anggota komunitas internasional memiliki peran yang cukup aktif.

"Ini menunjukkan bahwa Vietnam adalah anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab dan aktif, serta ingin berkontribusi pada proses perdamaian. Kebijakan Vietnam adalah untuk meningkatkan kebijakan luar negeri yang multilateral," ujar Trung, Ahad (24/2).

Vietnam merupakan negara yang berperang selama 45 tahun, sejak akhir Perang Dunia II hingga awal 1990-an.  Vietnam berperang melawan Prancis, AS, Cina, dan Khmer Merah Kamboja. Namun pada masa sekarang, Trung mengatakan, Hanoi telah menjadi kota untuk perdamaian.

"Vietnam adalah negara yang sangat menyukai perdamaian namun harus mederita perang, dan biasanya perang berakhir dengan negosiasi damai," kata Trung.

Vietnam berharap pertemuan AS dan Korut menandatangani deklarasi perdamaian dalam pertemuan di Hanoi. Mantan duta besar dan perwakilan tetap Vietnam untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Nguyen Quy Binh mengatakan, apabila pertemuan antara AS dan Korut berjalan sukses, maka dapat meningatkan posisi Vietnam.

"Suara Vietnam akan lebih berbobot. Negara ini memiliki tanggung jawab, reputasi baik, dan dapat dipercaya, sehingga akan mempunyai suara yang berbeda," ujar Binh.

Binh menyebut, AS dapat membantu menyeimbangkan kekuatan dan memastikan stabilitas dalam sengketa Laut Cina Selatan. "Jika Vietnam dapat melakukan ini dengan baik, maka suara dan reputasinya dalam hubungan dengan negara-negara lain akan menguntungkan," ujarnya.

Sementara itu, para diplomat barat dan Asia mengharapkan Vietnam dapat mendukung reformasi Korut yang menjadi salah satu agenda dalam pertemuan dengan AS. Hal ini dapat menjadi upaya Vietnam untuk menjadi ketua ASEAN tahun depan, serta kemungkinan sebagai anggota tidak tetap Dewan Sekretaris PBB pada 2021.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement