Senin 25 Feb 2019 02:46 WIB

Pangeran Harry dan Istrinya Tiba di Pegunungan Atlas

Para remaja dari asrama mengibarkan bendera-bendera Maroko dan Inggris.

Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Foto: AP
Pangeran Harry dan Meghan Markle.

REPUBLIKA.CO.ID, ASNI -- Pangeran Harry dari Inggris dan Meghan, istrinya yang sedang hamil, tiba di Pegunungan Atlas Maroko pada Ahad (24/2). Di sana, mereka akan menunjukkan dukungan bagi pendidikan remaja perempuan pedesaan.

Kunjungan atas permintaan Pemerintah Inggris itu merupakan yang kedua ke Kerajaan Maroko dalam beberapa tahun belakangan oleh seorang anggota keluarga kerajaan Inggris, setelah lawatan Pangeran Charles tahun 2011. Ratu Elizabeth mengunjungi Maroko pada 1980.

Baca Juga

Harry dan Meghan tiba di Casablanca pada Sabtu (23/2) malam. Di Pegunungan Atlas pada Ahad mereka akan bertemu dengan remaja perempuan di asrama yang dikelola Education for All, satu lembaga swadaya masyarakat yang membangun asrama dekat sekolah-sekolah untuk mengurangi tingkat putus sekolah di antara anak-anak perempuan yang berusia 12 hingga 18 tahun.

Ketika pasangan tersebut tiba, para remaja dari asrama itu mengibarkan bendera-bendera Maroko dan Inggris. "Pangeran Harry akan melihat pekerjaan yang dilakukan untuk mempromosikan pendidikan remaja perempuan, memberdayakan anak-anak muda dan mendukung anak-anak dari latar belakang yang kurang menguntungkan," kata Istana Kensington.

Meghan akan berperan serta dalam upacara melukis tubuh dengan henna demi kecantikan, keberuntungan dan kegembiraan. Sementara di Asni, Harry dan Meghan akan bertemu dengan siswa-siswa setingkat sekolah lanjutan atas dan para guru setempat dan setelah itu menghadiri pertandingan sepakbola.

Desa Asni hanya berjarak 15 km dari Imlil, lokasi panjat tebing dan treking, tempat dua wanita Skandinavia tewas pada Desember. Empat tersangka orang Maroko ditangkap karena kasus pembunuhan itu. Pihak berwenang mengatakan mereka bertindak sendiri walaupun para tersangka telah berjanji patuh kepada kelompok IS di satu video.

"Kunjungan itu berita bagus bagi orang-orang di kawasan itu setelah peristiwa tragis tersebut," kata Mike McHugo, pendiri Education for All.

TAKE

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement