Selasa 26 Feb 2019 00:37 WIB

Pemimpin Senior Taliban Temui Utusan Khusus Gedung Putih

AS dan Taliban memulai pembicaraan soal perdamaian di Afghanistan

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Nidia Zuraya
Taliban di Afganistan (ilustrasi).
Foto: aljazirah
Taliban di Afganistan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk perdamaian di Afghanistan bertemu dengan seorang pemimpin senior Taliban di Doha, Qatar, pada Senin (25/2). Kedua pihak mengadakan kembali pembicaraan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 17 tahun kendati pemberontak itu terus menolak berurusan dengan pemerintah Kabul.

Zalmay Khalilzad, yang ditunjuk tahun lalu untuk memimpin usaha perdamaian AS, bertemu untuk pertama kalinya dengan Mullah Abdul Ghani Baradar, pendiri bersama Taliban dan kepala politik gerakan tersebut. Pembicaraan diperkirakan akan berlangsung selama sedikitnya empat hari.

Baca Juga

"Baru saja selesai makan siang dengan Mullah Baradar dan timnya. UntuK pertama kali kami bertemu. Sekarang bergerak untuk adakan pembicaraan," kata Khalilzad dalam cuitannya di Twitter.

Kendati pembicaraan berlangsung, perang di Afghanistan telah menewaskan hampir 4.000 warga sipil pada tahun 2018. 2018 menjadi tahun paling mematikan bagi warga sipil Afghanistan sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai mendokumentasikan korban-korban dalam perang satu dekade lalu.

Baradar tiba di Doha pada Ahad (24/2). Tetapi sumber-sumber menyatakan tidak jelas apakah ia akan menghadiri seluruh pertemuan. Babak terakhir pembicaraan berakhir di Qatar pada Januari.

Baradar yang merupakan mantan petempur dan tokoh berpengaruh dalam Taliban dibebaskan dari penjara di Pakistan tahun lalu. Penunjukannya dipandang luas sebagai usaha baru oleh Taliban untuk muncul dari bayang-bayang politik dan diplomatik.

Pekan lalu Taliban mengatakan bahwa Baradar telah menunjuk sebuah tim beranggota 14 orang untuk menghadiri pembicaraan dan tidak akan ke Qatar, tetapi rencananya berubah pada Ahad (24/2).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement