REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido mengatakan ia harus kembali ke Venezuela meskipun menerima risiko ancaman di dalam negeri. Menurut Guaido, ia memiliki tugas yang perlu diselesaikan di dalam negeri.
"Peran dan tugas saya adalah berada di Caracas, terlepas dari risiko dan terlepas dari apa implikasinya," kata Guaido, dilansir dari laman Channel News Asia, Rabu (27/2).
Guaido, pemimpin Majelis Nasiona Venezuela berusia 35 tahun, menyatakan diri sebagai presiden pada Januari. Langkah itu ia ambil setelah legislatif yang dikontrol oposisi menyimpulkan, Nicolas Maduro terpilih kembali secara curang pada tahun lalu.
Sekitar 50 negara disebut telah mengakuinya sebagai presiden sementara Venezuela yang sah. Namun negara-negara besar seperti Rusia dan Cina tetap mengakui Maduro.
"Seorang tahanan tidak ada gunanya bagi siapa pun. Baik itu seorang presiden di pengasingan," kata Guaido, yang menyeberang ke Kolombia pada Jumat lalu.
Saat ini Venezuela terperosok dalam krisis kemanusiaan yang ditandai dengan kekurangan makanan, dan obat-obatan. Ia ke Kolombia untuk mengatur masuknya bantuan yang sangat dibutuhkan buat rakyat Venezuela.
Ketika berada di Kolombia, Guaido bertemu dengan Wakil Presiden AS, Mike Pence ketika menghadiri pertemuan Lima Group untuk membahas bagaimana menyelesaikan krisis Venezuela.
Menteri Luar Negeri Kolombia, Carlos Holmes Trujillo mengatakan, setiap tindakan kekerasan terhadap Guaido, istri atau keluarganya akan ditanggapi dengan tanggapan kolektif dari Lima Group melalui mekanisme hukum dan politik.
Pence mengirimkan peringatan kepada rezim Maduro, menegaskan kembali sikap Presiden Donald Trump bahwa "semua opsi ada di meja".
Guaido mengaku telah melakukan perjalanan ke Kolombia dengan bantuan militer Venezuela, meskipun ada larangan untuk meninggalkan negara itu.