REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memulai pertemuan keduanya dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dengan nada positif. Sebelum makan malam dengan Kim di Hanoi, Vietnam, Trump mengatakan memiliki hubungan istimewa dengan pemimpin Korut tersebut.
"Saya harap, banyak hal yang akan diselesaikan, hal itu akan mengarahkan pada situasi jangka panjang yang sangat, sangat luar biasa," kata Trump didampingi Kim, Rabu (27/2).
Trump mengatakan makan malamnya akan berlangsung dengan cepat karena mereka akan menjalani 'hari yang sangat sibuk' pada Kamis (28/2) nanti. Mereka akan menegosiasikan kesepakatan denuklirisasi Semenanjung Korea.
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut, Kim Jong-un bertemu di Vietnam, 27 Februari 2019
Trump dan Kim bergabung dengan pejabat senior mereka termasuk Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan pelaksana kepala staf Gedung Putih Mick Mulvaney. Sementara itu, Kim ditemani mantan kepala intelijen Kim Yong Chol yang ditunjuk sebagai ketua delegasi Korut dalam pertemuan ini.
Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong Ho juga ikut mendampingi Kim. Sebelumnya, Trump dan Kim memulai pertemuan kedua mereka di Hanoi, Vietnam dengan jabat tangan. Keduanya bertemu di Hotel Metropole Hanoi dengan senyum dan jabat tangan hangat di depan bendera AS dan Korut.
Jika pertemuan kedua tersebut berjalan sukses maka Trump berhasil meraih kemenangan besar di bidang hubungan luar negeri. Di sisi lain, ia harus menghadapi tuduhan dari mantan pengacara pribadinya Michael Cohen yang mengatakan siap memberitahu anggota parlemen AS, Trump seorang rasis, penipu, dan curang.