REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Kelompok gerilyawan Syiah Yaman pada Rabu (27/2) menuduh Uni Emirat Arab (UEA) menghalangi pelaksanaan kesepakatan pertukaran tahanan antara milisi Syiah Al-Houthi dan Pemerintah Yaman, yang berpusat di Aden. UEA menolak kesepakan itu.
"Kami memperoleh keterangan bahwa UAE menentang kesepakatan itu," kata stasiun televisi Al-Masirah, yang berafiliasi kepada Al-Houthi, dengan mengutip Abdul Qader Al-Murtada, anggota penting Al-Houthi.
Kantor berita Turki, Anadolu, belum bisa memperoleh komentar dari UEA atau pejabat Pemerintah Yaman berkaitan dengan pernyataan Al-Murtada.
Pada Desember lalu, pembicaraan perdamaian yang digelar di Swedia berakhir dengan seruan bagi gencatan senjata di Provinsi Pantai Yaman, Al-Hudaydah. Selain itu juga pertukaran sebanyak 15 ribu orang yang ditahan oleh kedua pihak dalam konflik tersebut.
Pada 2015, koalisi pimpinan Arab Saudi, termasuk UEA, melancarkan aksi militer secara luas di Yaman, setelah gerilyawan Al-Houthi menguasai sebagian besar wilayah negeri itu, termasuk Ibu Kotanya, Sana'a.