Sabtu 02 Mar 2019 09:49 WIB

Musim Panas Tahun Ini Terkuat Sepanjang Sejarah Australia

Musim panas seperti ini akan berulang dan sering terjadi di masa depan.

Red:
abc news
abc news

Musim panas di Australia tahun ini cukup fenomenal. Suhu udara rata-rata tercatat paling panas sepanjang sejarah. Selain itu, terjadi pula kebakaran hutan, banjir, gelombang panas, badai topan dan debu, bahkan sempat pula turun salju.

Biro Meteorologi setempat (BOM) memperkirakan, bahkan musim gugur yang akan segera tiba hanya akan membawa sedikit penurunan suhu. Pencatatan suhu udara musim panas yang berlangsung 1 Desember hingga 28 Februari kali ini mengalahkan rekor suhu tertinggi pada tahun 2013.

Curah hujan mengalami penurunan kecuali di Queensland utara. Di sana bahkan terjadi rekor curah hujan tertinggi. Kota Townvilee dan sekitarnya diterjang banjir bandang menewaskan ribuan ekor ternak.

Pakar iklim pada BOM Greg Browning menjelaskan, musim panas kali ini memecahkan rekor untuk suhu udara tertinggi, terendah dan suhu udara rata-rata.

Selama 24 dari 29 tahun terakhir, rata-rata curah hujan musim gugur di wilayah tenggara Australia berada di bawah angka tahun 1961-1990. Tahun ini pun diperkirakan masih sama.

Browning memperkirakan musim gugur yang akan dimulai 1 Maret kali ini pun akan tetap sulit bagi petani yang selama ini sudah mengalami dampak kemarau berkepanjangan. Dia menyatakan musim panas seperti ini akan berulang kembali dan menjadi sering terjadi di masa depan.

Dampak cuaca panas selalu terjadi pada warga yang sangat rentan terutama orang tua dan anak-anak. Sepanjang Januari lalu, rumahsakit di Canberra menerima 70 pasien terkait cuaca panas.

Di Australia Selatan, ada 69 pasien dirujuk selama terjadinya gelombang panas pada 16-18 Januari serta 156 pasien pada kejadian 23-25 Januari. Sementara di Victoria petugas ambulans melaporkan peningkatan 15 kasus selama bulan Desember and Januari.

Meski musim panas sudah berakhir, namun kondisi gelombang panas masih diperkirakan akan terjadi di Australia Selatan, Victoria dan Tasmania.

Simak juga berita lainnya dari ABC Indonesia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement