Kamis 28 Feb 2019 14:46 WIB

India dan Pakistan Terlibat Baku Tembak

India mengklaim penembakan dimulai dari aksi provokasi Pakistan.

Tentara India melakukan patroli ketat di jalan-jalan di ibukota Kashmir, Srinagar, India.
Foto: AP
Tentara India melakukan patroli ketat di jalan-jalan di ibukota Kashmir, Srinagar, India.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pasukan India dan Pakistan saling baku tembak di wilayah perbatasan Kashmir pada Kamis pagi, sehari setelah kedua negara mengklaim saling menjatuhkan jet tempur.  Insiden baku tembak itu terjadi di Poonch, di wilayah Kashmir yang diduduki India.

"Tentara India membalas dengan keras dan efektif," kata Letnan Kolonel Devender Anand, juru bicara kementerian pertahanan, Kamis (28/2).

Baca Juga

Penembakan yang menurut India dimulai oleh Pakistan, berakhir setelah berlangsung sekitar satu jam pada pukul 06.00 waktu setempat. Pakistan mengatakan, insiden baku tembak itu dimulai pada tadi malam.

"Tembak-menembak terus berlangsung dengan berselang waktu pada malam. Dalam kondisi sedang, bahkan sekarang masih berlangsung," ujar Shaukat Yusufzai, seorang pegawai pemerintah di Poonch, bagian wilayah di bawah kendali Pakistan. Seseorang dirawat di rumah sakit karena terkena pecahan peluru.

Ketegangan antara kedua negara terjadi menyusul serangan bom bunuh diri yang menewaskan 40 polisi paramiliter India di wilayah Kashmir yang dikendalikan India pada 14 Februari. India menyalahkan Pakistan atas insiden tersebut. Sementara Pakistan membantah terlibat penyerangan.

Amerika Serikat, Cina dan kekuatan dunia yang lain mendesak kedua negara untuk menahan diri. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga menyerukan perundingan.

"Sejarah mengajarkan pada kita bahwa perang selalu penuh salah perhitungan. Pertanyaan saya adalah dengan memperhitungkan senjata yang kita miliki, apakah kita bisa mencapai salah perhitungan," kata Khan dalam pidato singkat di televisi yang disiarkan secara nasional. "Kita harus duduk dan berbicara."

Pakistan dan India telah tiga kali berperang sejak merdeka dari pemerintahan kolonial Inggris pada 1047. Dari tiga perang itu, dua di antaranya adalah masalah Kashmir.

Pakistan telah menutup wilayah udaranya, sehingga memaksa penerbangan komersial untuk mengubah arah.

Thai Airways International pada Kamis mengumumkan telah membatalkan sejumlah penerbangan ke Pakistan dan Eropa.  Akibatnya ratusan menumpang terlantar di Bangkok.

Konflik terjadi pada saat Perdana Menteri India Narendra Modi akan menghadapi pemilihan umum dalam beberapa bulan ke depan.

Pada Rabu malam, B.S Yeddyurappa, pemimpin partai Bharatiya Janata yang mengusung Modi di negara bagian selatan Karnataka, mengatakan serangan India ke Pakistan akan membantu partai tersebut untuk memenangkan kembali kekuasaan."Ini membawa gelombang pro-Modi di seluruh negeri," katanya kepada wartawan.

Gedung Putih mendesak kedua belah pihak untuk mengambil langkah secepatnya untuk meredakan ketegangan.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo dalam pernyataan mengatakan telah berbicara secara terpisah dengan menteri luar negeri Pakistan dan India dan mendesak mereka untuk mengutamakan komunikasi secara langsung dan menghindari aktivitas militer secara langsung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement