Kamis 28 Feb 2019 18:21 WIB

Finansial Buat Penderita Diabetes Enggan Ikuti Anjuran Medis

Berbagai faktor pengaruhi keputusan penderita diabetes tidak ikuti anjuran medis.

Red: Nur Aini
Ilustrasi Diabetes
Foto: dok. Farrer Park Hospital
Ilustrasi Diabetes

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Sebuah studi terbaru di Australia menunjukkan sejumlah warga Indonesia yang hidup dengan diabetes belum tentu mengikuti rekomendasi pihak medis. Hal itu karena sejumlah faktor seperti kondisi finansial.

Kebanyakan dari mereka juga pertama kali mendapatkan informasi soal gula dan diabetes dari keluarga dan teman-temannya, demikian penemuan lainnya dalam studi tersebut.

Baca Juga

Penelitian itu dilakukan oleh Titan Ligita dari Universitas Tanjungpura, Pontianak yang juga baru menyelesaikan program Doktor di James Cook University. Penelitian itu telah dimuat di jurnal sains internasional 'PLOS One' bersama sejumlah akademisi lainnya.

"Jadi ada pasien yang memang mendapatkan informasi dan terapi dari dokter, tapi setelah itu mereka mendapatkan terapi dari orang lain," kata Titan kepada ABC Indonesia.

Sejumlah bukti temuan dalam studi tersebut menunjukkan keputusan pasien diabetes untuk tidak mengikuti petunjuk medis juga disebabkan oleh lokasi di mana mereka tinggal dan mendengar apa yang direkomendasikan oleh keluarga dan teman mereka.

"Selain itu ada pula alasan-alasan psikologi seperti rasa ketakutan untuk menyuntikkan diri insulin," kata Titan yang juga mengatakan kasus diabetes di Indonesia tergolong tinggi dan cenderung meningkat.

Di antara mereka yang terlibat dalam studi tersebut juga ada yang merasa tidak ada mengalami kemajuan dalam kesehatannya. Tapi menurut Titan hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti tidak meminum obat dan berolahraga secara teratur seperti yang dianjurkan dokter misalnya. Kemudian mereka malah beralih ke apa yang disarankan saudara atau temannya yang belum diketahui manfaatnya.

Disiplin diri menjadi kunci

Bela Kusumah adalah warga Indonesia yang tinggal di Melbourne dan sudah hidup dengan diabetes sejak 2008. Sejak pertama kali didiagnosa memiliki diabetes type 2, Bela mengaku tidak pernah menggunakan insulin.

"Diabetes itu bukan vonis mati ... tetapi bisa diubah dengan gaya hidup kita," kata Bela kepada Erwin Renaldi.

Pria asal Bandung dan sudah menetap di Australia selama puluhan tahun tersebut mengaku jika ia memiliki pola makan yang sangat ketat. Meski masih harus meminum obat setiap harinya, Bela mengaku telah menekan kadar gula dalam darahnya dengan baik hingga saat ini berkat kedisiplinan dirinya.

"Saya sudah tidak makan nasi, kecuali beras basmati low carbohydrates, tidak makan gula, tidak kentang, tidak pizza," tegas Bela yang kini berusia 66 tahun.

Tak hanya itu, berolahraga ringan seperti jalan kaki di luar ruangan selama setengah jam ia lakukan setiap harinya.

Bela dan Titan sama-sama mengatakan informasi soal konsumsi gula dan penyakit diabetes di Indonesia masih kurang, sehingga peningkatan kesadaran soal kesehatan terkait masalah ini masih menjadi pekerjaan bersama semua pihak.

Ikuti berita-berita lainnya dari ABC Indonesia.

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-02-28/gaya-hidup-ketat-bagi-penderita-diabetes/10846898
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement