REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menunjukkan ketertarikan untuk bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Ketertarikan ini ditujukkan Abe setelah pembicaraan mengenai nuklir antara Amerika Serikat dan Korea Utara tidak menemui titik temu di Hanoi, Vietnam.
Bila terwujud, Abe ingin melakukan pertemuan untuk membicarakan masalah penculikan warga Jepang oleh Pyongyang di masa lalu. Isu mengenai penculikan warga Jepang oleh Pyongyang ini juga sempat dibahas oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada pertemuan Hanoi.
"Presiden Trump mengangkat isu penculikan, yang penting bagi Jepang, selama pertemuan one on one mereka pada 27 Februari," ungkap Abe setelah melakukan percakapan telepon dengan Trump, seperti dilansir Nikkei.
Abe menyadari bahwa dirinya perlu berbicara langsung dengan Kim. Abe juga mengatakan Jepang dan Amerika Serikat akan terus menjalin kerjasama yang dekat untuk menyelesaikan masalah-masalah terkait Korea Utara.
"Jepang dan AS akan terus menjalin kerjasama yang erat untuk menyelesaikan isu penculikan, nuklir dan misil," jelas Abe.
Korea Utara seringkali memberikan tawaran kepada Jepang ketika mereka menemukan jalan buntu dengan Amerika Serikat. Tawaran ini bertujuan untuk menjalin hubungan yang baik dengan Jepang sebagai sekutu Amerika dengan harapan dapat membuka jalan yang lebih mulus.
Abe mengatakan dirinya sangat menyadari pola perilaku dari Korea Utara ini. Kini Abe kembali melihat peluang untuk berbicara dengan Korea Utara setelah pembicaraan nuklir mereka dengan Amerika Serikat tidak berjalan baik.
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo akan berbicara melalui telepon dalam waktu dekat. Pembicaraan ini dilakukan untuk meyakinkan abhwa kedua negara berada di sisi yang sama. Kono mengatakan Jepang turut memberikan dukungan karena Trump sedang berupaya untuk mewujudkan denuklirisasi yang lengkap, dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah.
"Ini lebih baik daripada AS dan Korea Utara membuat kompromi yang tergesa-gesa," ungkap sumber yang dekat dengan Abe.