REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelompok Lebanon, Hizbullah mengutuk keputusan Pemerintah Inggris yang memasukan mereka sebagai organisasi teroris, Jumat (1/3). Hizbullah menyebut langkah tersebut ibarat menunjukkan Inggris hanya sebagai 'budak' Amerika Serikat.
"Hizbullah melihat dalam keputusan ini kepatuhan yang patuh kepada pemerintah Amerika, mengungkapkan bahwa pemerintah Inggris hanyalah pengikut dalam pelayanan tuannya di Amerika," sebut pernyataan itu.
Kelompok bersenjata Hizbullah sangat berpengaruh di Lebanon. Hizbullah mendapat dukungan dari Iran.
Keputusan Inggris dianggap sebagai penghinaan terhadap perasaan, simpati, dan kehendak rakyat Lebanon yang mempertimbangkan Hizbullah sebagai kekuatan politik dan populer utama.
Inggris menyatakan pada Senin, mereka berencana untuk melarang semua sayap Hizbullah karena pengaruhnya atas ketidakstabilan di Timur Tengah. Hizbullah sudah terlebih dahulu disebut sebagai organisasi teroris oleh Washington.
Saat ini pengaruh Hizbullah telah berkembang di wilayah tersebut. Kelompok ini mengendalikan tiga dari 30 kementerian dalam pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Saad al-Hariri, jumlah terbesar yang pernah dimiliki. Adapun Hizbullah didirikan pada 1982 lalu oleh Pengawal Revolusi Iran.