REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan tampak baru reda. Sebagian jalan masih basah. Dinginnya suhu pagi di Idlib pada musim dingin ini mampu merasuk hingga ke tulang.
Suhu biasanya hanya mentok di angka 6 derajat Celsius, masih jauh lebih baik bila dibandingkan suhu malam hari, nol derajat. Namun di pagi yang dingin itu, ratusan warga telah bergantian mengantre untuk mendapatkan khobz, roti khas Suriah, di pusat distribusi roti ACT yang berada di Idlib.
Kamis (14/2) pagi, puluhan anak mengenakan pakaian hangat telah mengantre. Tangan mereka menggenggam selembar kupon yang akan ditukarkan dengan dua bungkus khobz. Anak-anak lain di barisan belakang pun mengantre dengan sabar.
Sejumlah orang di antara mereka mengenakan payung untuk melindungi diri dari rintik hujan dan angin dingin yang sesekali berembus. Di dalam barisan lain sejumlah anak tertawa dan bercanda sembari menunggu giliran.
Februari kemarin, Indonesia Humanitarian Center (IHC) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang berbasis di Reyhanli, Turki, melaksanakan program rutin pembagian ribuan khobz kepada pengungsi Suriah. Roti-roti tersebut diberikan bagi pengungsi Suriah, baik yang berada di sejumlah kota Suriah seperti Idlib, Killi, dan Hazano, maupun yang berada di Reyhanli, Turki. Para penerima manfaat mendapat kupon yang nantinya dapat ditukarkan di lokasi distribusi dekat rumah mereka.
"Program ini rutin setiap hari. Ada 1.200 kepala keluarga menjadi penerima manfaat. Per kepala keluarga mendapat dua paket khobz yang mencukupi untuk makan siang dan malam satu keluarga. Jadi ada 2.400 paket. Mereka adalah pengungsi dan penyintas perang Suriah," ujar salah satu tim dari Global Humanity Response (GHR) – ACT, Firdaus Guritno, dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Sabtu (2/3).
Firdaus menjelaskan, khobz atau roti menjadi makanan pokok masyarakat Suriah. Bahan dasarnya seperti bahan dasar roti canai, yaitu tepung, garam, air, dan ragi. Biasanya, khobz dikonsumsi bersamaan dengan sup atau lauk-pauk lainnya.
Bantuan pangan dalam bentuk distribusi khobz telah dilakukan ACT sejak 2016. Kala itu, sebuah pabrik roti di Kota Kilis, Turki, beroperasi sebagai bentuk kepedulian masyarakat Indonesia untuk pengungsi Suriah. Pada April 2018, ACT juga bekerja sama dengan pabrik khobz yang berada di Reyhanli.
"Lokasi pabrik khobz ada di Reyhanli. Untuk pengungsi di Reyhanli diantarkan langsung ke pengungsi, misal ke rumah yatim. Sedangkan di Kota Killi, Hazano, Idlib, mereka mengambil di pusat distribusi," lanjutnya.