Senin 04 Mar 2019 06:25 WIB

Inggris dan Saudi Bicarakan Perang Yaman Hingga Khashoggi

Saudi dan Inggris membahas berbagai isu dalam pertemuan bilateral.

Rep: lintar satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt.
Foto: Sky News
Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH--Menteri Luar Negeri Arab Saudi Ibrahim bin Abdulaziz al-Assaf menerima kunjungan Menteri Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris Jeremy Hunt. Usai pertemuan tersebut Hunt mengatakan kerjasama strategis dengan Arab Saudi telah berkontribusi terhadap keamanan Inggris.

"Pertemuan pertama yang luarbiasa dengan Menteri Luar Negeri Adel al-Jubier dan Ibrahim al-Assaf hari ini di Riyadh, kerjasama strategis kami dengan Arab Saudi membantu Inggris tetap aman, untuk membuat kemajuan prioritas diplomatik seperti Yaman dan untuk berdiskusi dengan jujur tentang masalah-masalah yang menjadi perhatian," kata Hunt di media sosial Twitter, Ahad (3/3).

Baca Juga

Dilansir dari Al Arabiya, pertemuan tersebut juga dihadiri Menteri Negara bidang Urusan Luar Negeri Adel bin Ahmed Al-Jubeir. Kantor berita Arab Saudi Saudi Press Agency (SPA) melaporkan dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak meninjau hubungan historis yang mengikat kedua Kerajaan.

Mereka juga membahas kemitraan bilateral yang sudah lama dilakukan kedua negara sahabat tersebut. Para diplomat tertinggi dua kerajaan itu juga membahas perkembangan terbaru di kawasan dan internasional serta apa yang mereka lakukan di sana.

"Selanjutnya mereka membuat kesepakatan aksi bersama untuk melawan ekstrimisme, terorisme, dan isu yang menjadi kepentingan bersama," tulis SPA

Di Twitter, Hunt mengatakan ia juga membahas isu-isu penting lainnya dengan Adel al-Jubeir. Ia membahas tentang reformasi hak asasi manusia dan isu-isu terkini seperti kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, penangkapan aktivis perempuan dan hukum perwaliaan perempuan. 

Menteri Luar Negeri Inggris itu juga mengatakan ia membahas tentang Perang Yaman dan upaya perdamaian di sana. Hunt menambahkan ia sepakat dengan Adel al-Jubeir pentingnya pemberontak Houthi untuk segera mundur dari kota pelabuhan Hodeidah.

Hunt mengakui upaya perdamaian di Yaman berjalan dengan rapuh. Tapi setelah berbicara dengan Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi di Riyadh, Hunt mengatakan hal itu tidak terlihat dalam pembicaraan damai yang dipimpin PBB di Swedia akhir tahun lalu. 

"Ada sikap tidak saling percaya dan implementasi Perjanjian Stockholm terlalu lama tapi tidak ada rencana yang lebih baik jadi kami harus melakukannya dan mengakhiri krisis di Yaman," kata Hunt.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement