REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pihak berwenang di Filipina sangat terkejut setelah mendapati lebih dari 1.500 kura-kura dan penyu eksotik yang disembunyikan di dalam bagasi dan ditinggalkan di bandara Manila.
Kura-kura dan penyu tersebut menurut Biro Bea Cukai Filipina bisa dijual dengan harga lebih dari 4,5 juta peso atau setara Rp 1,2 miliar. Hewan itu ditemukan di empat koper yang tidak diklaim setelah penerbangan dari Hong Kong tiba.
Sebanyak 1.529 kura-kura disita, termasuk kura-kura bintang asal India yang terancam punah, kura-kura kaki merah, kura-kura sulcata, dan kura-kura slider bertelinga merah, kata biro bea dan cukai Filipina dalam sebuah pernyataan yang dirilis di akun Facebook mereka.
Dalam foto yang diunggah di internet itu, banyak reptil terlihat terbungkus perekat atau disembunyikan di dalam wadah plastik yang terkubur di antara pakaian di dalam koper.
Biro tersebut mengatakan penumpang pemilik bagasi yang diduga sebagai penyelundup satwa liar, mungkin telah membatalkan rencana mereka setelah mengetahui ancaman hukuman berat bagi mereka yang terlibat dalam perdagangan ilegal satwa liar.
"Pelanggar berpeluang menghadapi ancaman hukuman penjara satu tahun satu hari hingga dua tahun dan denda 20 ribu peso hingga 200 ribu peso (setara Rp 5 juta - 54 juta)," kata seorang juru bicara.
"[Kami] akan terus melindungi perbatasan terhadap impor dan ekspor perdagangan satwa liar ilegal dan barang-barang anti-sosial yang dilarang dan lainnya."
Ribuan reptil itu, yang diyakini pihak berwenang mungkin akan dijual sebagai hewan peliharaan yang eksotis, telah diserahkan ke otoritas pemantau lalu lintas Satwa. Ini bukan pertama kalinya staf di bandara menemukan penumpang dari jenis reptil.
Awal tahun ini, lebih dari 60 iguana, bunglon, dan naga berjanggut dicegat oleh staf bea cukai. Sebanyak 560 satwa liar dan spesies langka disita melalui paket udara, bagasi, dan pengiriman tahun lalu oleh otoritas pelabuhan.
Perdagangan satwa liar diperkirakan bernilai 24 miliar dolar AS secara global, dengan permintaan terbesar adalah barang-barang dari bagian tubuh hewan-hewan Afrika seperti gajah dan badak. Tetapi ada bukti bahwa pasar untuk reptil lebih menguntungkan daripada sebelumnya, di mana satu ekor reptile bisa laku dengan harga puluhan ribu dolar di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.
Pada 2014, organisasi internasional yang memimpin perang melawan perdagangan satwa liar memperingatkan perburuan ilegal telah mendorong kepunahan spesies yang saat ini berstatus terancam punah.
Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.