REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un tiba di negaranya pada Selasa (5/3) setelah melakukan perjalanan dua setengah hari dengan kereta api lapis baja dari Vietnam. Ia kembali dari Hanoi, Vietnam, melewati perbatasan Cina setelah pertemuan puncak terkait denuklirisasi dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump gagal mencapai kesepakatan.
Kantor Pusat Berita Korea, KCNA, melaporkan, keramaian orang menyambut Kim terjadi di stasiun Pyongyang diikuti dengan sambutan teriakan atas kepulangan Kim.
Kim menerima tanda penghormatan dari kepala penjaga kehormatan tentara, kemudian menerima bunga yang diberikan anak-anak. Pejabat senior juga menyambut Kim dengan salam penuh semangat.
Surat kabar utama Rodong Sinmun sebelumnya melaporkan, Kim dan Trump telah sepakat melanjutkan pembicaraan untuk menyelesaikan masalah yang dibahas di Hanoi. Namun, laporan itu tidak menyebutkan kekurangan yang terjadi selama pertemuan berlangsung.
Beberapa pengamat menyatakan, propaganda Korut tidak akan melaporkan kegagalan dalam pertemuan puncak untuk menghindari rusaknya kepemimpinan Kim di negaranya. Mereka menyebut Kim berkeinginan kuat untuk memenangkan keringanan sanksi untuk menyelesaikan ekonomi negaranya dan meningkatkan mata pencaharian publik.
Pyongyang menginginkan pencabutan sanksi yang menghambat ekonomi sipil dan mata pencaharian rakyat. Dewan Keamanan AS telah memberlakukan hampir selusin resolusi yang menargetkan Korut, menjadikannya salah satu negara yang paling banyak mendapatkan sanksi di dunia.
Untuk itu, Kim memang mencari banyak bantuan. Hal itu termasuk mencabut larangan dalam segala hal, mulai dari perdagangan logam, bahan baku, barang mewah, makanan laut, ekspor batu bara, impor minyak bumi olahan, dan impor minyak mentah. Namun, Kim tidak mencari pencabutan sanksi atas persenjataan. Itu diberlakukan sebelumnya, sejak 2006, ketika Korut melakukan uji coba nuklir pertamanya.
Setelah pertemuan puncaknya dengan Trump, Kim melakukan kunjungan resmi dua hari ke Vietnam. Kim juga memberikan penghormatan kepada pahlawan nasional Ho Chi Minh. Kunjungan ke Vietnam menjadi yang pertama oleh seorang pemimpin Korut sejak kakeknya dan pendiri Korut Kim Il-sung pergi pada 1964 lalu.
Advertisement