REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido telah kembali ke Venezuela. Sebelumnya, Guaido melanggar larangan bepergian yang diberlakukan pengadilan Venezuela.
Guaido melakukan tur ke negara-negara Amerika Latin untuk meningkatkan tekanan ke Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Kerumunan ribuan pendukung bersorak menyambut Guaido ketika Guaido dan sang istri melangkah ke aula kedatangan bandara Maiquetia. Ia kemudian melaju ke kerumunan demonstrasi oposisi di Caracas timur. "Harapan telah lahir dan tidak akan mati, segalanya berjalan baik," kata Guaido.
Guaido mengukuhkan diri sebagai presiden sementara yang diakui oleh sebagian besar negara-negara Barat. Dalam cicitan di Twitter, ia meminta para pendukungnya memobilisasi pada Sabtu (9/3).
"Semua dukungan yang kita miliki, dan semua dukungan yang kita butuhkan akan tergantung pada apakah kita tetap di jalan," ujar pemimpin oposisi berusia 35 tahun itu.
Guaido melanggar perintah Mahkamah Agung untuk meninggalkan negara. Namun ia diam-diam meninggalkan Venezuela ke Kolombia bulan lalu untuk mengoordinasikan upaya membawa bantuan kemanusiaan ke Venezuela pada 23 Februari.
Kendati demikian, pasukan Venezuela yang tetap loyal kepada Maduro, memblokir konvoi truk bantuan yang dikirim dari Kolombia dan Brasil. Bentrokan pun pecah menewaskan sedikitnya enam orang di sepanjang perbatasan Brasil.
Dari Kolombia, Guaido melakukan perjalanan ke Argentina, Brasil, Ekuador dan Paraguay. Tujuannya menopang dukungan Amerika Latin untuk pemerintahan transisi yang menurutnya akan mendahului pemilihan yang bebas dan adil.
Pada Ahad, ia berangkat dengan pesawat dari kota pantai Salinas di Ekuador tetapi tidak muncul secara terbuka sejak itu. Media massa Venezuela melaporkan bahwa ia terbang dari Panama City ke Caracas.
"Kembalinya dia dapat dipahami sebagai tantangan langsung ke lembaga-lembaga yang dikuasai Maduro," kata Carlos Eduardo Pina, ilmuwan politik Venezuela.
Pina menambahkan, bahwa Guaido mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa, sehingga pilihan Maduro terbatas. "Dalam keadaan lain Guaido akan segera ditangkap," katanya.
Maduro pemimpin dua periode Venezuela selalu menyangkal ada krisis kemanusiaan di Venezuela. Menurutnya penangkapan Guaido tergantung pada sistem peradilan.
"Dia tidak bisa hanya datang dan pergi. Dia harus menghadapi keadilan, dan keadilan melarang dia meninggalkan negara " katanya kepada ABC News pekan lalu.