REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Australia mengalami angka minus selama dua kuartal. Ini artinya secara teknis Australia mengalami resesi ekonomi secara per kapita penduduk.
Tanpa mengikutsertakan pertumbuhan penduduk, selama tiga bulan dari Oktober sampai Desember, ekonomi Australia turun 0,2 persen, sedangkan tiga bulan sebelumnya sampai September ekonomi juga melemah 0,1 persen.
Ketika memasukkan angka pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi Australia selama tiga bulan terakhir tahun 2018, naik 0,2 persen namun angka itu masih di bawah perkiraan para ahli dan pemerintah.
Dengan angka ini pertumbuhan ekonomi Australia selama tahun 2018 adalah 2,3 persen, jauh di bawah angka yang diperkirakan oleh Bank Sentral Australia 2,8 persen, dan bahkan masih di bawah perkiraan para pengamat ekonomi yang pesimistik.
Walau secara resmi Australia belum bisa disebut sebagai mengalami resesi, namun menurunnnya pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan perekonomian mengalami kesulitan.
Dalam hitungan ekonomi, pertumbuhan jumlah penduduk akan menambah pertumbuhan ekonomi. Di Australia pertumbuhan penduduk menyumbang 0,4 persen bagi perkembangan ekonomi (1,6 persen dalam setahun).
Pertumbuhan ekonomi selama enam bulan di tahun 2018, tanpa memasukkan unsur pertumbuhan penduduk, Australia mengalami resesi per kapita. Walau itu bukan resesi resmi menurut ukuran perekonomian internasional.
Penurunan ekonomi sebagian besar terjadi di paruh enam bulan kedua, di mana di enam bulan pertama 2018, pertumbuhan ekonomi Australia adalah 4 persen, namun kemudian turun hanya 1 persen di paruh kedua.
Menteri Keuangan Utama Australia (Treasurer) Josh Frydenberg mengatakan fundamental ekonomi Australia masih kuat, meski pengeluaran untuk konsumsi berkurang dan juga adanya kekeringan di hampir seluruh wilayah Australia.
"Ini tahun yang penuh tantangan yang terbagi jadi dua bagian dalam soal pertumbuhan, yaitu pertumbuhan kuat di kuartal Maret dan Juni dan melemah di September dan Desember," kata Frydenberg.
Ikuti berita-berita ABC Indonesia lainnya di sini