REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Pemerintah Venezuela mengusir duta besar Jerman, Daniel Kriener, pada Rabu (6/3). Duta Besar dikeluarkan dua hari setelah ia dan para diplomat dari kedutaan besar lainnya menyambut pemimpin oposisi Venezuela, Juan Juanido, di bandara Caracas.
Pemerintah menyatakan Kriener diberikan waktu 48 jam untuk meninggalkan negara itu. Pemerintah menuduhnya ikut campur dalam urusan internal, meskipun tidak memberikan rincian spesifik.
"Venezuela menganggap tidak dapat diterima bahwa seorang diplomat asing melakukan di wilayahnya peran publik yang lebih dekat dengan seorang pemimpin politik yang selaras dengan agenda konspiratorial sektor ekstrem oposisi Venezuela," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan, dilansir dari laman Channel News Asia, Kamis (7/3).
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Jerman mengonfirmasi bahwa Venezuela telah mengusir duta besarnya. Saat ini kementerian tersebut sedang berkonsultasi dengan sekutu-sekutunya terkait masalah yang terjadi.
Sebagian besar negara-negara Barat, termasuk Jerman, mengakui Guaido sebagai kepala negara Venezuela yang sah. Selain itu juga mendukung rencananya untuk membentuk pemerintahan transisi menjelang pemilihan umum yang bebas.
Sementara kelompok-kelompok advokasi pers mengatakan seorang jurnalis Amerika telah ditahan. Tindakan dilakukan oleh Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, bagi mereka yang berselisih dengan pemerintahannya.
Guaido mencela Maduro sebagai perampas kekuasaan, yang pemilihannya kembali tahun lalu dihasilkan dari pemungutan suara palsu. Maduro mengatakan ia adalah korban kudeta.
Kriener, bersama dengan duta besar dan diplomat dari kedutaan besar Eropa lainnya, telah pergi ke bandara pada Senin untuk mendukung Guaido. Kedutaan mengatakan di akun Twitternya bahwa Kriener berharap kembalinya Guaido adalah langkah menuju proses damai, dan politis untuk mengatasi krisis Venezuela.