Jumat 08 Mar 2019 09:49 WIB

Korut Didesak Hancurkan Semua Senjata Nuklir

Desakan AS itu sebagai syarat pencabutan seluruh sanksi untuk Korut.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Budi Raharjo
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.
Foto: reuters
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menuntut Korea Utara (Korut) menghancurkan semua senjata nuklir, kimia, dan biologisnya sebelum menerima bantuan sanksi. Seruan ini datang setelah pertemuan Presiden Amerika Donald Trump dengan pemimpin Korut Kim Jong-un berakhir tanpa adanya kesepakatan.

"Dalam semua kasus harapannya adalah denuklirisasi lengkap Korea Utara sebagai syarat untuk semua langkah lain yang diambil," kata pejabat Senior Departemen Luar Negeri AS, dilansir dari laman Guardian, Jumat (8/3). Ia juga membenarkan Trump meminta Kim untuk menyingkirkan semua senjata kimia, dan biologis Korut secara bersamaan.

AS memberikan tuntutannya setelah gambar satelit menunjukkan, Korut telah membangun kembali situs peluncuran ruang angkasa. Sebelumnya situs tersebut telah mereka bongkar sebagian, ini dilakukan pertemuan puncak pertama antara Trump dan Kim pada Juni tahun lalu.

Departemen Luar Negeri AS menyatakan saat ini tengah mencari klarifikasi dari Pyongyang mengenai tujuan pekerjaan rekonstruksi. Mereka juga menekankan setiap peluncuran di situs tersebut, bahkan untuk menempatkan satelit sipil ke orbit, akan menjadi pelanggaran komitmen Kim terhadap Trump.

Pejabat itu mengatakan, pemerintah tetap yakin bahwa pelucutan senjata total Korut dapat dicapai pada akhir masa jabatan presiden Trump. Ia menyadari strategi negosiasi yang ditempuh oleh administrasi AS sebelumnya, dengan melibatkan pendekatan bertahap dan telah gagal.

Penasihat keamanan nasional Trump, John Bolton mengatakan, presiden AS terbuka untuk pertemuan puncak dengan Kim. Tetapi Amerika ingin membahas masalah besar yang melibatkan pelucutan senjata lengkap, dengan imbalan bantuan sanksi komprehensif yang akan memberi Korut masa depan yang cerah.

"Pandangan pribadi saya adalah bahwa ini akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik," kata mantan direktur urusan Asia di Dewan Keamanan Nasional, Victor Cha.

"Satu pelajaran yang dipelajari kedua belah pihak dari Hanoi adalah bahwa masing-masing merasa bahwa tekanan berhasil. Sekarang mereka ingin melunakkan posisi masing-masing," lanjut Cha.

Cha yang kini berada di Pusat Kajian Strategis dan Internasional, mengatakan, dengan menuntut pelucutan senjata sepenuhnya, tim Trump telah menetapkan standar yang sangat tinggi dalam kesepakatannya. "Pada dasarnya ini semua atau tidak sama sekali," kata dia.

Adapun Citra satelit baru yang diterbitkan pada Kamis, menunjukkan situs peluncuran ruang angkasa Sohae beroperasi kembali. Meskipun sejauh ini hanya digunakan untuk menempatkan satelit ke ruang angkasa, kendaraan peluncuran menggunakan beberapa teknologi yang sama dengan rudal balistik antarbenua (ICBM).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement