REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Pesawat milik maskapai Ethiopian Airlines yang membawa 157 orang jatuh tidak lama setelah lepas landas pada Ahad (10/3) pagi waktu setempat. Pesawat tersebut menuju Nairobi ibukota Kenya.
Dalam pernyataan mereka Ethiopian Airlines mengatakan pesawat Boeing 737 itu membawa 149 penumpang dan delapan awak. Pesawat itu jatuh enam menit setelah lepas landas dari Addis Ababa.
Pesawat itu jatuh disekitar Bishoftu atau Debre Zeit, sekitar 50 kilometer dari Addis Abba. Menurut keterangan yang dirilis Ethiopian Airlines, pesawat lepas landas sekitar pukul 08:38 pagi waktu setempat. Enam menit kemudian kontak dengan pesawat terputus.
"Operasi pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan dan kami belum mendapatkan konfirmasi informasi tentang ada yang selamat atau kemungkinan jumlah korban," kata Ethiopian Airlines dalam pernyataan mereka, Ahad (10/3).
Perdana Menteri Etiopia Abiy Ahmed sudah mengucapkan bela sungkawa terhadap keluarga para penumpang pesawat tersebut. Sampai kini belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat Boeing 737 itu.
Maskapai Ethiopian Airlines yang dimiliki pemerintah Etiopia menyebut diri mereka sebagai maskapai terbesar di Afrika. Mereka berambisi untuk menjadi pintu masuk Afrika.
Kecelakaan ini terjadi saat Abiy Ahmed mengatakan akan membuka pintu terhadap investasi asing di sektor penerbangan dan sektor-sektor lainnya. Sebuah langkah yang transformasi mengingat sebagian besar perekonomian Etiopia dikuasai negara.
Pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh ini diketahui berjenis Boeing 737 800 MAX. Model pesawat itu sama dengan pesawat Lion Air 610 yang mengalami kecelakaan pada Oktober 2018 lalu.