Ahad 10 Mar 2019 19:05 WIB

Jepang Sumbang Rp 100,17 Miliar untuk UNRWA

Sejak 1993, Jepang telah aktif dalam membantu rakyat Palestina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Seorang anak kecil berdiri di balik timbunan karung bantuan pangan UNRWA. (ilustrasi)
Foto: www.kawther.info
Seorang anak kecil berdiri di balik timbunan karung bantuan pangan UNRWA. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pemerintah Jepang telah menyumbangkan dana sebesar 7 juta dolar AS atau sekitar Rp 100,17 miliar untuk Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Dana tersebut sangat membantu UNRWA melanjutkan program serta layanan bagi jutaan pengungsi Palestina di beberapa negara Timur Tengah.

Duta Besar Jepang untuk Urusan Palestina Takeshi Okubo mengatakan negaranya sangat senang dapat memberikan bantuan untuk UNRWA. "Kami bertekad lebih dari sebelumnya untuk mengirim pesan kepada para pengungsi Palestina melalui bantuan bahwa 'Teman yang hadir di saat yang dibutuhkan, adalah teman sejati'. Jepang akan ada di sana bersama kalian," katanya, dikutip laman kantor berita Palestina WAFA, Ahad (10/3).

Baca Juga

Dia mengatakan sejak 1993, Jepang telah aktif dalam membantu rakyat Palestina. "Dengan bantuan baru ini, total nilai bantuan Jepang untuk rakyat Palestina telah melebihi 1,9 miliar dolar AS," ujar Okubo.

Kepala Divisi Hubungan Donor UNRWA Marc Lassouaoui menucapkan terima kasih kepada Pemerintah Jepang atas bantuan yang diberikan kepada lembaganya. "Pemerintah Jepang telah menjadi teladan dalam dukungannya kepada UNRWA. Kami sangat menghargai sikap dermawan (Jepang) terhadap komunitas yang rentan ini (pengungsi Palestina)," ucapnya.

Dari 7 juta dolar AS yang disumbangkan Jepang, 4,5 juta dolar AS di antaranya akan digunakan UNRWA untuk menyediakan perawatan kesehatan bagi pengungsi Palestina paling membutuhkan di Lebanon. Dana tersebut akan menunjang kebutuhan rawat inap bagi 6.000 pengungsi Palestina dari Suriah serta bantuan tunai multiguna bagi mereka yang direlokasi ke Lebanon.

UNRWA juga akan mengalokasikan dana sebesar 1 juta dolar AS untuk penyediaan layanan air dan sanitasi bagi 200 ribu pengungsi di Lebanon. Lalu 1,5 juta dolar sisanya digunakan untuk membantu pengungsi Palestina yang dipindahkan dari kamp Yarmouk di Suriah.

UNRWA didirikan pada 1949, tepatnya setelah 700 ribu warga Palestina diusir paksa menjelang pembentukan negara Israel. Hingga kini, UNRWA harus mempertahankan layanan dan bantuannya untuk sekitar 5 juta pengungsi Palestina yang tersebar di Tepi Barat, Jalur Gaza, Suriah, Lebanon, dan Yordania.

UNRWA nyaris menghentikan layanannya setelah Amerika Serikat (AS) memutuskan menghentikan pendanaannya untuk lembaga tersebut tahun lalu. AS merupakan penyandang dana terbesar bagi UNRWA dengan kontribusi rata-rata mencapai 300 juta dolar AS per tahun.

Keputusan AS menyetop kontribusinya terhadap UNRWA dianggap sebagai upaya untuk menarik kembali Palestina ke perundingan damai dengan Israel. Sejak AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Palestina memutuskan mundur dari perundingan yang dimediasi AS. Palestina menilai AS tidak menjadi mediator netral karena terbukti melayani kepentingan politik Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement