REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Pesawat milik maskapai Ethiophian Airlines dengan rute penerbangan Adis Abba-Nairobi jatuh setelah enam menit lepas landas pada Ahad (10/3) lalu. Peristiwa ini serupa dengan kecelakaan yang menimpa Lion Air JT-610 akhir tahun lalu, di mana keduanya sama-sama menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8.
Boeing menyatakan, tidak ada kaitan antara kecelakaan yang menimpa Ethiophian Airlines dengan Lion Air. Adapun dalam pernyataannya, Boeing menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan Ethiophian Airlines yang menewaskan 149 penumpang dan 8 awak.
"Boeing sangat berduka atas kematian penumpang dan awak Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET-302, yang menggunakan pesawat 737 Max-8. Kami menyampaikan simpati tulus kami kepada keluarga dari penumpang dan awak, dan kami siap membantu tim Ethiopian Airlines," ujar Boeing dalam pernyataan yang dilansir Business Insider, Senin (11/3).
Boeing mengirim tim ke lokasi kecelakaan untuk memberikan bantuan teknis. Adapun, Boeing akan ikut terlibat dalam investigasi jatuhnya Ethiopian Airlines yang dipimpin oleh Biro Investigasi Kecelakaan Ethiopia dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (AS).
Diketahui, penerbangan Ethiopia Airlines ET-302 merupakan kecelakaan fatal kedua yang melibatkan pesawat Boeing 737 Max dalam beberapa bulan terakhir. Penerbangan ET-302 jatuh sekitar pukul 8.44 pagi waktu setempat di dekat kota Bishoftu, sekitar 62 kilometer dari ibu kota Addis Ababa. Seorang saksi mata mengatakan kepada BBC bahwa terjadi kebakaran hebat di lokasi jatuhnya pesawat tersebut dan ledakan yang besar.
"Ledakan dan api begitu kuat sehingga kami tidak bisa mendekatinya, semuanya terbakar," kata saksi mata tersebut.
Maskapai Ethiopian Airlines mengkonfirmasi tidak ada yang selamat dalam kecelakaan tersebut. Adapun Ethiopian Airlines ET-302 lepas landas sekitar pukul 8.38 pagi waktu setempat dari Bandara Internasional Bole menuju Nairobi. Kemudian, pesawat hilang kontak pada pukul 8.44 pagi waktu setempat.
Kapten penerbangan Ethiopian Airlines ET-302 adalah Yared Getachew yang memiliki lebih dari 8.000 jam terbang. Sedangkan, kopilot dalam penerbangan tersebut adalah Ahmed Nur Mohammod Nur yang memiliki 200 jam terbang. Boeing 737 Max-8 dengan registrasi ET-AVJ dikirim ke Ethiopian Airlines pada November 2018.
Pihak maskapai Ethiopian Airlines menyatakan, pesawat Boeing 737 Max 8 menjalani pemeliharaan pemeriksaan pertama yang ketat pada 4 Februari 2019. Sebelum kecelakaan terjadi, pesawat tersebut telah terbang dari Johannesburg, Afrika Selatan menuju Addis Ababa. Dalam situs pelacakan penerbangan Flightradar24, penerbangan ET-302 menunjukkan kecepatan vertikal yang tidak stabil sebelum jatuh.
Kantor perdana menteri Ethiopia turut berduka atas jatuhnya maskapai Ethiopian Airlines ET-302. Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dalam akun twitternya mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban.
"Kantor perdana menteri, atas nama pemerintah dan rakyat Ethiopia menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga yang kehilangan orang yang mereka cintai dalam penerbangan Ethiopian Airlines, Boeing 737," ujar Ahmed.