REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Executive Director World Food Program Programme atau Program Pangan Dunia (WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) David Beasley mengatakan, terdapat tujuh orang staf WFP yang menjadi korban pesawat jatuh Ethiopian Airlines di dekat ibu kota Ethiopia, Adis Ababa. Salah satu korban merupakan warga negara Indonesia (WNI).
"Hari ini jelas merupakan hari yang paling menyedihkan bagi saya selama menjadi Direktur Eksekutif," katanya, Senin (11/3), dilansir situs resmi WFP.
Dia menambahkan bahwa dirinya telah menghubungi dan menyampaikan dukungan serta bantuan bagi keluarga korban yang ditinggalkan. "Kami juga berduka atas kehilangan rekan-rekan kami di badan-badan PBB lainnya yang menjadi korban hari ini," ujarnya.
WFP adalah organisasi kemanusiaan yang memberikan bantuan makanan dalam keadaan darurat dan bekerja dengan masyarakat untuk meningkatkan nutrisi dan membangun ketahanan pangan di dunia. WFP bermarkas di Roma, Italia.
Selain WFP, anggota dari badan PBB lain juga turut menjadi korban. Di antaranya, Kantor Komisaris Tinggi untuk Pengungsi (UNHCR) kehilangan dua anggotanya, International Telecommunications Union (ITU), Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Sudan, Bank Dunia dan Misi Bantuan PBB di Somalia (UNSOM) masing-masing kehilangan satu staf. Enam staf dari Kantor PBB di Nairobi (UNON) juga tewas secara tragis dalam kecelakaan pesawat.
Pesawat milik maskapai Ethiopian Airlines dengan rute penerbangan Adis Ababa-Nairobi jatuh enam menit setelah lepas landas pada Ahad (10/3). Pesawat dengan nomor penerbangan ET-302 itu jatuh di dekat kota Bishoftu atau sejauh 62 kilometer di sebelah tenggara ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. "Pesawat membawa 149 penumpang dan delapan awak di dalamnya," kata juru bicara Ethiopian Airlines kepada Reuters, kemarin.
Diperkirakan tidak ada yang selamat dalam kecelakaan tersebut. Pihak maskapai menambahkan, para penumpang berasal dari 35 kebangsaan yang berbeda. Di antaranya merupakan 32 warga negara Kenya dan 17 warga negara Etiopia. Media China, Global Times, juga melaporkan ada delapan warga Cina dalam ET-302.
Menurut keterangan Ethiopian Airlines, pesawat lepas landas sekitar pukul 08.38 pagi waktu setempat. Enam menit kemudian kontak dengan pesawat terputus. Menurut monitor lalu lintas udara Flightradar 24, pesawat itu menunjukkan kecepatan vertikal yang tidak stabil setelah lepas landas. Namun, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan pesawat tersebut jatuh.