REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Citra Boeing kembali terpukul pascajatuhnya pesawat Ethiopian Airlines pada Ahad (11/3). Pesawat itu serupa dengan jenis Lion Air yang kandas di perairan Karawang lima bulan lalu. Pesawat merupakan keluaran terbaru Boeing yakni seri 737 Max-8
Otoritas penerbangan Cina telah menangguhkan semua penerbangan pesawat Boeing 737 MAX 8 mereka dengan alasan perlunya pengawasan ketat terhadap risiko keselamatan.
"Penyelidikan formal perlu dilakukan pada kecelakaan baru ini. Penting untuk tidak berspekulasi tentang penyebabnya. Laporan akhir yang konklusif belum dikeluarkan dalam kasus kecelakaan Lion," kata Greg Waldron, direktur pelaksana Asia di perusahaan riset penerbangan FlightGlobal seperti dilansir di CNN, Senin (11/3).
Ia mengatakan, dua kecelakaan dari tipe terbaru dalam waktu singkat adalah keadaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Insiden itu tentunya akan mempengaruhi persepsi tentang Boeing 737 Max.
Keputusan oleh otoritas Cina untuk menangguhkan penggunaan pesawat juga merupakan pukulan serius. "Penangguhan di Cina sangat signifikan, karena ini merupakan pasar utama bagi Boeing," kata Waldron.
Maskapai penerbangan Cina memiliki 97 seri 737 Max atau lebih dari seperempat dari total yang beroperasi di seluruh dunia.
Pesawat 737 Max sejauh ini merupakan jet terlaris Boeing. Model 737 Max 8 yang berusia dua tahun ini sangat populer. Max 9 baru-baru ini sudah dijual.
Southwest Airlines (LUV) memiliki armada pesawat 737 MAX 8 terbanyak, diikuti oleh RyanAir (RYAAY) dan FlyDubai. American Airlines (AAL) dan United (UAL) juga menerbangkan Max 8.
Boeing telah menunda debut pesawat jet 777X barunya, yang dijadwalkan minggu ini, karena berkaitan dengan dampak dari kecelakaan Ethiopia.