REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) segera menarik semua personel diplomatiknya dari Venezuela. Pada Selasa (12/3), Departemen Luar Negeri AS mengatakan penarikan staf dan seluruh pembantu kedutaan ini sesuai dengan keputusan dan rencana 24 Januari lalu.
"Keputusan ini mencerminkan situasi di Venezuela juga atas kesimpulan kehadiran staf diplomatik AS di kedutaan menjadi kendala kebijakan AS," kata Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan mereka.
Tapi belum diumumkan hari apa para staf kedutaan besar AS di Venezuela tersebut akan ditarik. Situasi di Venezuela semakin sulit terutama setelah terjadi pemadaman listrik di sebagian besar negara bagian Venezuela yang kini memasuki hari kelima.
Ketua badan legislatif Venezuela Juan Guaido yang mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara mengkritik pemerintahan Presiden Nicolas Maduro yang dinilai gagal dalam memulihkan pemadaman listrik. Guaido mengatakan 'hari-hari sulit' akan mulai terasa dan bencana semakin jelas terlihat.
"Enam belas negara bagian masih sepenuhnya gelap, kami harus menghadapi bencana ini sekarang," kata Guaido yang diakui sebagian besar negara-negara Barat dan Amerika Latin sebagai presiden sementara Venezuela.
Guaido mengajak pendukungnya dan rakyat Venezuela untuk turun ke jalan. Ia juga berjanji akan menggelar sidang luar biasa di National Assembly yang dikuasai oposisi untuk mendeklarasikan kondisi darurat nasional.
"Apa yang kami jalani sekarang di Venezuela seperti film sains fiksi," kata laki-laki berusia 35 tahun itu.