Selasa 12 Mar 2019 15:20 WIB

Koalisi Saudi Bunuh 22 Perempuan dan Anak di Yaman

Serangan koalisi Saudi terjadi di distrik Kushar, Provinsi Hajja.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Koalisi Arab Saudi terus menggempur Sanaa, Yaman dari udara menyusul tewasnya puluhan tentara oleh kelompok Houthi, Ahad (6/9).
Foto: press tv
Koalisi Arab Saudi terus menggempur Sanaa, Yaman dari udara menyusul tewasnya puluhan tentara oleh kelompok Houthi, Ahad (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- PBB mengatakan 22 perempuan dan anak-anak yang tewas dalam serangan udara koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman. Sumber medis yang dikutip Koordinator Kemanusiaan PBB mengatakan serangan tersebut terjadi di distrik Kushar, Provinsi Hajja.

"Banyak anak yang terluka yang sudah dibawa ke rumah sakit di distrik Abs dan di Sanaa untuk mendapatkan perawatan. Beberapa orang lainnya membutuhkan evakuasi untuk bertahan hidup," kata Koordinator PBB di Yaman, Lise Grande, dalam pernyataannya, Selasa (12/3).

Baca Juga

Dalam serangan tersebut, sedikitnya 10 orang perempuan dan 12 anak yang meninggal dunia. Serangan koalisi Arab Saudi itu juga melukai 30 orang lainnya, termasuk 14 anak berusia 18 tahun.

Stasiun televisi milik pemerintahan Houthi, Al Masirah melaporkan serangan udara koalisi Arab Saudi tersebut membunuh 23 orang warga sipil. Juru bicara koalisi Arab Saudi tidak menanggapi permintaan komentar.

Tapi stasiun televisi yang dimiliki pemerintah Arab Saudi, Al Arabiya TV mengatakan serangan tersebut dilakukan pasukan Houthi. Perang Yaman yang telah membunuh puluhan ribu orang itu juga telah membuat jutaan orang lainnya mengungsi.

Yaman juga berada di tengah jurang kelaparan. Pasukan Houthi yang didukung Iran mengepung Sanaa pada 2014. Mereka mengatakan berperang melawan pemerintahan yang korup dan pengaruh negara-negara Arab yang berada di bawah kekuasaan Barat.

Pada 2015, Arab Saudi membangun koalisi untuk membantu pemerintahan yang diakui masyarakat internasional. Serangan-serangan udara yang mereka lakukan kerap menyasar rakyat sipil.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement