REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) menerima lebih dari 10 ribu aduan mengenai literatur yang diduga menista dan memprovokasi Islam dalam berbagai media. Jumlah aduan itu diterima tak lama setelah sepekan pembentukan lembaga itu.
Wakil Menteri Urusan Islam de facto Fuziah Salleh mengatakan setiap aduan akan dipelajari validitasnya. “Alasannya adalah kita harus belajar karena ada akun palsu. Ada akun yang benar-benar menistakan, karena saya percaya akun palsu lebih mengarah pada memprovokasi,” kata Salleh seperti dilansir di Malaysia Kini, Selasa (12/3).
Karena itu, pihak terkait harus benar-benar memeriksa aduan dan keluhan itu. Namun, menurut dia, hal paling menganggu adalah banyaknya jumlah aduan tersebut. Namun, dia tidak menyebutkan contoh laporan yang diduga memprovokasi dan menistakan Islam.
“Ini adalah sesuatu yang tidak sehat,” ujar Salleh.
Dia menekankan adanya kesenjangan antaragama merupakan hal tidak baik bagi bangsa. Sehingga, kritik semacam itu harus segera dihentikan.
"Kadang-kadang, kami melihat politisi oposisi terlalu ekstrem untuk menghukum non-Muslim. Ini mungkin mengarah pada pembalasan, dan semua ini tidak sehat," kata Salleh.