REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mengatakan, Amerika akan menarik semua personel diplomatik yang tersisa dari kedutaan besarnya di Caracas. Ia menyampaikan staf akan pergi pada akhir pekan ini.
"Keputusan ini mencerminkan situasi yang memburuk di Venezuela serta kesimpulan bahwa kehadiran staf diplomatik AS di kedutaan telah menjadi kendala pada kebijakan AS," tulis Pompeo di Twitter, dilansir di DW, Rabu (13/3).
Langkah tersebut memperburuk hubungan yang sudah terputus antara kedua negara. Presiden AS Donald Trump mengatakan, ia tidak mengesampingkan opsi apa pun, termasuk intervensi militer untuk menggulingkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
AS telah memberlakukan sanksi yang dirancang untuk menghentikan penjualan minyak Venezuela, yang merupakan kehidupan utama pemerintah di Caracas. Sebagian besar Venezuela telah mengalami kehidupan tanpa listrik yang berlangsung lima hari. Dalam pemadaman listrik, pemerintah Venezuela menyebut ini sebagai sabotase yang didukung oleh AS.
Venezuela berada dalam kondisi krisis ekonomi akut yang telah membuat kebangkitan pemimpin oposisi, Juan Guaido, dan pada akhir Januari lalu, ia mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin sementara. Lebih dari 50 negara, yang dipimpin oleh AS telah mendukungnya sebagai Presiden.
Pada 24 Januari Departemen Luar Negeri AS memerintahkan semua pegawai pemerintah non-darurat untuk meninggalkan Venezuela. Mereka juga mendesak warga Amerika yang tinggal di negara itu untuk mempertimbangkan untuk pergi.
Pompeo menolak pernyataan Maduro AS bertanggung jawab atas pemadaman listrik. Sebagai gantinya, Pompeo menunjuk pada sifat sosialis dari pemerintah Venezuela.
"Nicolas Maduro menjanjikan kepada rakyat Venezuela kehidupan yang lebih baik dan surga sosialis. Dia menyampaikan bagian sosialisme, yang telah terbukti, berulang kali, adalah resep untuk kehancuran ekonomi," kata Pompeo kepada wartawan.
Pompeo menyatakan peran sentral yang dimainkan Kuba dan Rusia, ikut berpengaruh dalam melemahkan impian demokrasi dan kesejahteraan rakyat Venezuela. "Kuba adalah kekuatan imperialis sejati di Venezuela," kata Pompeo.
Pemimpin oposisi Venezuela, Guaido pada Senin menyerukan demonstrasi massa baru. Dalam pidatonya di hadapan Majelis Nasional yang dipimpinnya, Guaido mengatakan, pada jam tiga sore, seluruh Venezuela akan berada di jalan untuk memprotes Maduro, dan mereka yang ada di sekitarnya.