REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman bergabung dengan daftar negara-negara yang menutup wilayah udara mereka pada pesawat Boeing 737 MAX 8, Selasa (12/3). Ini terjadi setelah jatuhnya sebuah pesawat Ethiopian Airlines dengan 157 orang di dalamnya.
Dilansir di Prensa Latina, Rabu (13/3), Menteri Transportasi Jerman Andreas Scheuer meyakinkan model pesawat ini tidak akan lepas landas sampai perincian investigasi insiden yang tejadi pada Ahad (10/3) diketahui. Maskapai penerbangan Jerman, Tui, operator tur terbesar di dunia, juga mengumumkan penundaan sementara penerbangan 15 pesawat model itu, Selasa.
Mereka mengikuti rekomendasi dari beberapa otoritas udara Eropa. Negara-negara lain di kawasan ini, seperti Prancis, Irlandia dan Inggris juga melarang masuk ke wilayah udara mereka dari pesawat-pesawat ini. Mereka bergabung dengan Australia, Cina, Singapura, Korea Selatan, Malaysia, Ethiopia, Indonesia, dan Mongolia, serta beberapa maskapai dari negara lain.
Penerbangan ET302 milik Ethiopian Airlines ke Nairobi, Kenya, jatuh tak lama setelah lepas landas. Kecelakaan tersebut menewaskan 157 orang, terdiri atas 35 kebangsaan berbeda. Pesawat jatuh sekitar 47 kilometer dari Addis Ababa.
Ethiopian Airlines Jatuh. Puing-puing yang diduga berasal dari pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh ditemukan di Hejere, 50 km dari Addis Ababa, Kenya (10/3).
Penyebab bencana udara sejauh ini tidak diketahui. Informasi yang diketahui, pilot melaporkan masalah, kemudian diberi izin untuk kembali.
Para ahli yang menyelidiki peristiwa itu menemukan kotak hitam pesawat pada Senin, menurut Ethiopian Airlines. Sebelumnya, penerbangan Lion Air dengan model Boeing 737 MAX 8 yang sama jatuh di Indonesia pada Oktober, menewaskan 189 penumpang.
CEO Boeing Co Dennis Muilenburg mengatakan, ia yakin akan keselamatan pesawat 737 MAX, Senin (11/3). Pesawat tersebut adalah yang paling cepat terjual dari pabrikan Amerika Serikat, setelah dua tabrakan mematikan dari Oktober 2018.
"Kami yakin akan keselamatan 737 MAX dan dalam pekerjaan pria dan wanita yang merancang dan membangunnya," kata Dennis Muilenburg kepada karyawan.
Muilenburg mengungkapkan, kecelakaan itu bagi Boeing begitu menantang karena terjadi hanya beberapa bulan setelah kecelakaan Lion Air Flight 610. "Sejak sertifikasi dan mulai beroperasi, keluarga MAX telah menyelesaikan ratusan ribu penerbangan dengan aman," kata dia.