REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno LP Marsudi mengatakan, pertemuannya dengan Menlu Oman Yusuf Alawi bin Abdullah membahas sejumlah isu yang menjadi perhatian kedua negara. Indonesia mengadakan pertemuan bilateral resmi kedua dengan pemerintah Oman pada Kamis (14/3) di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia, Jakarta.
"Kita sepakat untuk terus meningkatkan hubungan kerja sama yang sudah berjalan dengan sangat baik," ujar Menlu Retno. Kedua negara juga membahas beberapa bidang termasuk bidang penerbangan, ekonomi, investasi, Warga Negara Indonesia (WNI) di Oman, serta masih membahas isu Palestina.
Pada bidang penerbangan, Menlu mengatakan, kedua negara sepakat untuk mempercepat penyelesian persetujuan angkutan udara dan persetujuan Avoiden of Double Axiation, yang kata Menlu pembahasannya sudah memasuki tahapan akhir.
"Perjanjian bebas visa bagi pemegang pasport diplomatik dinas dan khusus juga sudah selesai kita negosiasikan dan rencananya akan ditandatangani dalam waktu dekat," ujar Retno.
Sementara pada kerja sama pada bidang ekonomi, kedua negara mencatat dengan baik kemajuan yang sangat signifikan terutama di bidang perdagangan. Menurut Retno pertumbuhan perdagangan tersebut merupakan momentum yang sangat baik untuk memastikan agar perdagangan kian meningkat ke depannya.
"Indonesia juga mendorong peningkatan kerja sama ekonomi dengan Gulf Coorperiton Council (GCC) dengan negara-negara GCC, di mana Oman juga anggotanya," ujar Retno.
Pada bidang investasi, Retno menyambut baik kesepakatan antara Pertamina dan Oman Overseas Oil and Gas (OOG) untuk membangun kilang minyak di Bontang, Kalimantan Timur. Selain itu, Indonesia menyampaikan apresiasi atas fasilitasi pemerintahan Oman terhadap WNI yang tinggal di Oman. Hal itu termasuk fasilitasi yang diberikan pemerintah Oman bagi evakuasi WNI dari Yaman pada saat terjadi krisis di negara tersebut.
"Semalam kita berhasil membebaskan satu orang WNI, dan mengembalikan pulang satu WNI yang sempat ditangkap oleh kelompok bersenjata di Yaman sejak November 2018. Pembebasan dan kepulangan ini tidak lepas juga atas kerja sama dan bantuan otoritas di Oman," katanya. Pemerintah Oman juga telah memberikan kerja sama di dalam memfasilitasi pelajar Indonesia di Yaman yang keluar masuk Yaman melalui Salalah, Oman.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri Luar Negeri Oman Yusuf bin Alawi bin Abdullah melakukan konferensi pers bersama di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri Indonesia Kamis (14/3).
Dalam pertemuan Menlu kedua negara, Retno kembali menegaskan posisi Indonesia soal isu Timur Tengah terutama soal Palestina. Bagi Indonesia, solusi dua negara tidak dapat ditawar. Sehingga tidak ada lagi alternatif lain untuk solusi dua negara.
"Indonesia akan selalu bersama Palestina dalam memerjuangkan hak-haknya.
Saya berharap di masa mendatang, Indonesia dan Oman dapat terus meningkatkan perannya," kata Retno.
Menlu Yusuf sangat menyambut baik dukungan Indonesia dalam perhatiannya kepada negara-negara Arab, Timur Tengah, dan khususnya Palestina. "Kami hargai posisi Indonesia dengan tegas atas dukungan kepada Palestina, untuk menyelesaikan permasalahan Palestina," ujar Menlu Yusuf.