REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Aktivis lingkungan asal Swedia Greta Thunberg telah dinominasikan untuk Nobel Perdamaian sebagai pengakuan atas pekerjaannya memimpin kampanye pemuda untuk menghentikan perubahan iklim. Tiga anggota parlemen Norwegia mengajukan nama aktivis berusia 16 tahun tersebut.
"Kami telah menunjuk Greta karena ancaman iklim mungkin menjadi salah satu penyebab paling penting dari perang dan konflik," kata perwakilan parlemen Freddy Andre Oevstegaard kepada media lokal Norwegia, seperti dilansir di Time, Kamis (14/3).
"Gerakan besar-besaran yang dijalankan Greta adalah kontribusi perdamaian yang sangat penting," ujarnya.
Aktivis itu yang disebut sebagai Remaja Paling Berpengaruh 2018 oleh Time, telah mengilhami ratusan ribu siswa di sekolah-sekolah di seluruh dunia untuk melakukan aksi mogok dalam upaya mendesak para pemimpin mereka untuk bertindak.
Menurut laporan PBB, suhu global dapat naik 1,5 derajat Celcius, ambang batas yang menurut para ilmuwan akan membawa konsekuensi mengerikan bagi planet ini, pada awal 2030 jika emisi gas rumah kaca berlanjut pada laju saat ini.
Pada Desember 2018, Thunberg berbicara di Konferensi Perubahan Iklim PBB di Polandia, di mana dia menyebut anggota parlemen dan badan pemerintah atas kelambanan mereka.
Pada pertemuan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada bulan Januari, dia mengakhiri pidatonya dengan memberi tahu sebuah ruangan yang sunyi bahwa dia ingin para pemimpin "berperilaku seperti rumah kita terbakar, karena memang demikian yang terjadi."
Sebagai bagian dari gerakan #FridaysForFuture yang dipimpin oleh aktivis ini, puluhan ribu anak muda di seluruh dunia akan bolos sekolah Jumat (15/3) ini untuk kampanye untuk perubahan. Thunberg mengatakan di Twitter bahwa hampir 100 negara akan terlibat.
“Saya pikir kita hanya melihat permulaan. Saya pikir perubahan ada di cakrawala dan orang-orang akan membela masa depan mereka," kata Thunberg dalam sebuah wawancara dengan Guardian.