Sabtu 16 Mar 2019 12:25 WIB

Korban Teror Christchurch Kira Seseorang Gedor Jendela

Korban mendengar suara tembakan selama 10 menit lamanya.

Rep: Puti Almas/ Red: Indira Rezkisari
Teror Masjid Christchurch. Brenton Tarrant (wajahnya disamarkan) tampil di sidang atas pembunuhan massal di dua masjid di Christchurch, Ahad (16/3).
Foto: EPA
Teror Masjid Christchurch. Brenton Tarrant (wajahnya disamarkan) tampil di sidang atas pembunuhan massal di dua masjid di Christchurch, Ahad (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH — Mulki Abdiwahab, salah satu korban serangan brutal di dua masjid di Christchuch, Selandia Baru, mengatakan tidak percaya baru saja mengalami sebuah insiden yang mengerikan. Perempuan berusia 18 tahun itu berhasil selamat, meski hingga saat ini masih merasa tidak aman dan mengalami trauma.

Saat kejadian berlangsung pada Jumat (15/3) kemarin, Abdiwahab bersama dengan ibunya sedang berada di ruang khusus perempuan di Masjid Al Noor, Deans Avenue Pada awalnya, ia berpikir ada seseorang yang menggedor jendela.

Baca Juga

“Aku tidak pernah mendengar suara tembakan, jadi aku pikir pada awalnya pasti ada seseorang yang menggedor jendela,” ujar Abdiwahab dilansir TVNZ, Sabtu (16/3).

Namun, suasana berubah seketika saat melihat orang-orang berlari ketakutan. Abdiwahab, bersama ibunya juga ikut berlari kencang tanpa alas kaki.

“Ibu memegang tanganku dan kami berlari keluar, semua orang panik dan berlari untuk menyelamatkan diri,” Abdiwahab menambahkan.

Abdiwahab mengatakan suara tembakan terus berlanjut, hingga setidaknya 10 menit. Ia mendengar tembakan dimulai dari lorong masjid, hingga kemudian menuju area shalat pria.

Saat itu, ayah dari Abdiwahab juga berada di area shalat tersebut. Namun kemudian, ia mengetahui bahwa sang ayah berada di toilet pria.

Beruntung, ia mendapat kabar dari rumah sakit bahwa sang ayah berada di sana dan telah mendapat perawatan karena terluka. Sementara itu, Abdiwahab bersama dengan ibunya saat ini berada di rumah kerabatnya.

“Ini tak pernah terlintas dalam pikiranku mengapa manusia ingin menyakiti manusia lainnya,” jelas Abdiwahab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement