REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE – Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengecam Senator asal Queensland, Fraser Anning atas pernyataan yang dikeluarkannya mengomentari serangan dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. "Pernyataan Senator Fraser Anning menyalahkan serangan mematikan oleh teroris ekstremis sayap kanan di Selandia Baru pada imigrasi adalah menjijikkan. Pandangan itu tidak punya tempat di Australia, apalagi di Parlemen Australia," ujar Morrison dalam keterangan dari Kedutaan Besar Australia, Jumat (15/3)
Pemimpin Oposisi, Bill Shorten pun mengecam pernyataan dari Anning. Menurutnya, dia tidak pernah membayangkan seorang politisi atau orang Australia mana pun bisa menyalahkan orang sudah jelas menjadi korban.
“Pernyataan dia sangat berlawan dengan kita semua. Itu menjijikkan dan tidak memiliki tempat di Parlemen Australia. Dia harus ditempatkan di bagian bawah pemilihan partai politik," ujarnya.
Sekitar 60 orang menghadiri pertemuan di bagian industri pinggiran kota tempat Senator Anning berbicara. Selama pertemuan berlangsung banyak orang yang menggelar demonstrasi di luar gedung. Agitator sayap kanan Neil Erikson mengendalikan akses ke gedung.
Anning juga mengalami perlakuan fisik akibat pernyataannya tersebut. seorang pria muda memecahkan telor di kepala senator kontroversial. Kejadian tersebut terjadi ditengah Anning berbicara kepada media pada pertemuan politik di Moorabbin, tenggara Melbourne.
Rekaman kejadian menunjukkan seorang pria muda menonton Senator Anning ketika wawancara dengan awak media. Di sela–sela wawancara, pria muda itu merekam Anning dengan poselnya dan dengan cepat memecahkan telur di kepala Anning.
Anning langsung menampar pemuda itu dan mereka saling memukul. Tidak selang beberapa lama, seorang staf untuk Senator Anning kemudian memisahkan senator dari pemuda itu.
Sementara para pendukung senator mengunci pemuda tersebut ke lantai. Lalu, pemuda tersebut dibawa pergi oleh polisi. Seorang juru bicara Kepolisian Victoria mengatakan para petugas menangkap seorang bocah lelaki berusia 17 tahun dari Hampton.
Namun, pemuda tersebut telah dibebaskan sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut. Situs pengalangan dana telah disiapkan untuk mengumpulkan sumbangan untuk menutupi biaya hukum remaja dan untuk membeli "lebih banyak telur".