Sabtu 16 Mar 2019 18:02 WIB

Warga India Ikut Jadi Korban Penembakan Masjid Selandia

Sembilan warga India belum diketahui keberadaannya pascapenyerangan.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, bertemu dengan anggota komunitas Muslim setelah penembakan massal di dua masjid Christchurch, Selandia Baru, 16 Maret 2019.
Foto: EPA/EFE/Boris Jancic
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, bertemu dengan anggota komunitas Muslim setelah penembakan massal di dua masjid Christchurch, Selandia Baru, 16 Maret 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Seorang pejabat India mengatakan, setidaknya sembilan warga negara India 'hilang' pascaserangan masjid di Christchurch, Selandia Baru. Serangan di dua masjid pada Jumat menyebabkan setidaknya 49 Muslim meninggal dunia. 

"Sesuai pembaruan yang diterima dari berbagai sumber ada sembilan orang hilang kebangsaan atau asal India. Konfirmasi resmi masih menunggu. Kejahatan besar terhadap kemanusiaan. Doa kami dengan keluarga mereka," kata Komisaris tinggi India untuk Selandia Baru, Sanjiv Kohli, dilansir dari laman Aljazirah, Sabtu (16/3).

Baca Juga

Para pejabat India belum mengatakan apakah kesembilan itu diyakini tinggal di Christchurch.  Sementara itu, laporan media India menyatakan ada korban meninggal asal India. Setidaknya satu orang India terbunuh dalam pembantaian yang terjadi di Selandia Baru.

Surat kabar Indian Express mengidentifikasi korban berusia 34 tahun, Mohammed Juned Kara dari negara bagian Gujarat bagian barat. Kara meninggalkan seorang istri, dan tiga anak.

Laporan itu menambahkan, dua orang India juga dari negara bagian Gujarat, Arif Vohra dan keponakannya Rameez Vohra telah hilang. Sementara Hafiz Musa Patel, imam masjid Lautoka di Kepulauan Fiji, terluka.

Patel dilaporkan berasal dari desa Lunawara di distrik Bharuch Gujarat. Ia memegang paspor dari Fiji. Surat kabar itu menyatakan, setidaknya dua orang India lagi, yang berasal dari kota Hyderabad selatan, Ahmed Jahangir Khursheed, dan Farhaj Ehsan juga hilang.

"Pihak berwenang di satu rumah sakit yang dirawat mengaku mengatakan kepadanya (istri Ehsan) bahwa dia tidak ada di sana. Polisi memberi tahu dia bahwa dia bukan di antara 49 korban jiwa. Tetapi polisi mengatakan bahwa setidaknya 17 orang hilang," ujar ayah Ehsan, Mohammed Sayeeduddin.

Kantor berita Associated Press, melaporkan pasangan India di Christchurch yang mencari putra mereka, Imran Khokhur. Ia telah hilang sejak pembantaian itu.

Bersandar di pundak temannya, istri Imran, Akhtar menangis ketika dia mengangkat ponselnya dengan gambar suaminya. "Saya masih tidak tahu di mana dia," kata dia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Raveesh Kumar mengatakan, Komisi Tinggi negara itu di Selandia Baru menghubungi pihak berwenang setempat untuk informasi lebih lanjut.

Perdana Menteri India, Narendra Modi mengirim surat kepada Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern dengan mengatakan, kebencian dan kekerasan tidak memiliki tempat dalam masyarakat yang beragam, dan demokratis.

Pelaku berusia 28 tahun, diidentifikasi sebagai Brenton Harrison Tarrant. Ia dituduh membunuh 49 jamaah yang berkumpul untuk shalat Jumat. Sebanyak 48 orang lainnya dilaporkan menderita luka tembak, dan beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.

Mayoritas korban merupakan migran atau pengungsi dari negara-negara seperti Pakistan, India, Malaysia, Indonesia, Turki, Somalia dan Afghanistan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement