Sabtu 16 Mar 2019 21:58 WIB

Satu WNI Meninggal dalam Serangan ke Masjid di Christchruch

Warga Indonesia yang meninggal atas nama Lilik Abdul Hamid.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, bertemu dengan anggota komunitas Muslim setelah penembakan massal di dua masjid Christchurch, Selandia Baru, 16 Maret 2019.
Foto: EPA/EFE/Boris Jancic
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, bertemu dengan anggota komunitas Muslim setelah penembakan massal di dua masjid Christchurch, Selandia Baru, 16 Maret 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wellington mengumumkan satu warga negara Indonesia (WNI) dinyatakan meninggal dunia dalam serangan di Masjid  An Noor Selandia Baru. Korban diketahui bernama Lilik Abdul Hamid.

"KBRI Wellington menerima kabar pukul 22.10 waktu Selandia Baru bahwa WNI atas nama Lilik Abdul Hamid menjadi korban meninggal dunia dalam peritiwa penembakan di Christchruch," demikian pernyataan resmi KBRI Welington yang diterima Republika.co.id, Sabtu (16/3).

Baca Juga

Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya bersama WNI yang ada di Christchruch langsung mengunjungi kediaman almarhum Lilik dalam rangka memberikan dukungan terhadap musibah ini.

Sementara Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi telah menyampaikan belasungkawa langsung kepada istri almarhum, Nina Lili Abdul Hamid melalui sambungan telepon. Melalui Twitter resmi Menlu juga mengucapkan belasungkawa kepada almarhum Lilik.

"Innalillahi wainna ilaihirojiun, duka Cita yang dalam atas meninggalnya Bapak Lilik Abdul Hamid, WNI korban serangan teroris di Masjid Al-Noor, Christchruch," ujar Menlu Retno.

Sejauh ini dilaporkan terdapat sekitar 7 WNI yang berada di kedua masjid saat terjadi peristiwa penembakkan oleh pria bersenjata. Empat orang telah dinyatakan selamat,  dua orang luka dan saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit serta 1 orang meninggal dunia.

KBRI Wellington terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI, khususnya Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, untuk memfasilitasi rencana kedatangan anggota keluarga dari Indonesia yang ingin mengunjungi WNI yang terkena dampak peristiwa penembakan di Christchurch.

KBRI Wellington telah membentuk posko sementara pascaperistiwa penembakan yang bekerja selama 24 jam sejak hari Jum’at, 15 Maret 2019. Posko bertugas untuk memantau perkembangan situasi dan membantu WNI yang membutuhkan bantuan sehubungan dengan peristiwa penembakan di Christchurch.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement